Ketika awal-awal kuliah, dosen saya sekaligus seorang dokter spesialis mata memberikan kuliah mengenai bagaimana cara belajar selama di FK (bukan fakultas kaya). Dengan embel-embel Sp. M tidak jarang dia menerangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan mata.

Tentu kuliah di FK harus punya strategi tersendiri, sedikit berbeda dengan fakultas lainnya. Dengan tugas yang menggunung setiap minggunya, buku-buku setebal batako dan kuliah minus liburan bisa membuat mahasiswa jadi stres. Wajar jika pihak fakultas kemudian memberikan cara belajar di FK. Begitulah kalau mau jadi dokter.

Siang yang panas, kelaparan gaya mahasiswa dan kuliah yang lama tentu membuat mahasiswa ingin tidur atau pulang. Walaupun tidak semua begitu, maklum awal kuliah semua mahasiswa punya semangat 45 untuk jadi dokter. Namun begitu sudah memasuki semester empat keatas, mungkin semangat sudah melempem bersama tugas dan batako.

Dosen ini tentu tidak akan suasana kuliahnya berlangsung statis. Dengan gaya berjalannya khas manula, berjalan perlahan-lahan menyusuri tempat duduk mahasiswa.

Sambil memberikan mahasiswa, dia bertanya,” Bagaimana caramu mengatasi rasa ngantuk?”

“Biasanya untuk mengatasi rasa kantuk, saya meminum kopi,”jawab teman saya dengan semangat ingin segera mengenakan jas putih.

“Kalau saya biasanya, membaca buku motivasi,” sahut teman saya lainnya.

Sedangkan kebanyakan cewek menjawab,” Saya biasanya chatting dengan teman FB.”

Jawaban yang berbeda-beda tapi kelihatannya membuat dosen saya terkesima. Mungkin dia menerawang semasa mahasiswa dulu. Tapi dia tidak berhenti sampai di situ, dia terus bertanya ke mahasiswa lain.

Ada seorang teman saya yang mengangkat tangan pertanda mau menegemukakan pendapat.

“Kalau menurut saya obat yang paling manjur untuk mengatasi rasa ngantuk adalah dengan tidur,” dan seluruh mahasiswapun tertawa mendengarnya.

Akhirnya dia melanjutkan,”Alasan saya melakukan hal ini adalah bahwa tubuh tidak bisa dipaksakan terus, sehingga ada waktunya untuk istirahat.”

Jawaban istimewa kalau menurut saya, tetapi dosen tidak sependapat. Dia mengatakan bahwa tips mengatasi rasa kantuk yang dikemukakan teman-teman saya itu efektif, kecuali dengan tidur tadi.

Entah mengapa sang dosen tidak setuju dengan tidur sebagai obat utama. Tapi terus terang saya setuju kalau tidur menjadi obat paling poten untuk mengatasi rasa kantuk. Saya mengutip kitab Guyton, buku batako mengenai dasar-dasar fisiologi manusia mengenai efek fisiologis tidur.

Pada dasarnya keadaan tidur menyebabkan dua macam efek fisiologis utama; yaitu pada saraf dan sistem fungsional tubuh yang lain. Keadaan siaga yang berkepanjangan sering dihubungkan dengan gangguan proses berpikir yang progresif, dan kadang-kadang bahkan dapat menyebabkan aktivitas perilaku yang abnormal.
Pada orang yang siaga berkepanjangan  artinya selalu “ON” akan menyebabkan orang menjadi mudah tersinggung, atau bahkan psikotik sesudah mode on dipaksakan. Oleh karena itu kita menganggap bahwa tidur, melalui berbagai cara, dapat memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal diantara berbagai sistem saraf pusat. Hal ini tampaknya seperti komputer yang kehilangan “base line” kerjanya. Artinya hampir sama dengan komputer jika dihidupkan 24 jam sehari akan menurunkan performa komputer. Efek yang sama, terutama terjadi pada sistem saraf pusat, karena penggunaan yang berlebihan beberapa area otak selama siaga dengan mudah mengganggu keseimbangan sistem saraf yang tersisa.

Tentu saja efek utama dari tidur adalah memulihkan keseimbangan alami di pusat-pusat neuron. Fungsi fisiologis yang spesifik dari tidur masih merupakan misteri. Seperti misteri dosen saya yang tidak setuju dengan tidur sebagai obat ngantuk utama.

Pada dasarnya orang bebas memilih mau tidur atau tidak, mengingat tuntutan hidup saat ini yang demikian berat. Ketika dalam keadaan ngantuk yang sangat kronik, pergilah ke tempat tidur anda. Pejamkan mata, raihlah mimpi dan siaga disana. Ketika bangun tentu tubuh akan dalam keadaan lebih bugar, mengingat efek fisiologis dari tidur. Ini berarti tubuh siap meraih mimpi di dunia nyata.

Mungkin sangat benar apa kata teman saya. Kalau ngantuk, ya tidur.

ZZZZZzzzzzz