Pages

Jumat, 02 Desember 2011

Hiponatremia : Patofisiologi



Hiponatremia didefinisikan sebagai konsentrasi natrium dalam serum berkisar antara 135-145 mmol/l. Hal ini sering terjadi dalam biokikimi klinik.
Pembentukan Hiponatremia
Konsentrasi natirum serum adalah perbandingan yang sederhana, natrium (dalam milimol) air (dalam liter) dan hiponatremia dapat terdiri dari dua-duanya karena hilanganya ion natrium atau retensi air.
·         Kehilangan natrium. Natrium adalah kation utama dalam ekstraselular dan berperan  penting dalam menjaga keseimbangan  volume dan tekanan darah, melalui pengaturan osmolalitas pergerakan pasif dari air. Jadi ketika penurunan natirum terjadi, air hilang dengannya, memberikan gambaran klinik yang menandakan berkurangnya kompartemen ECF. Penurunan natrium utama harus selalu dipertimbangkan jika hanya menjadi keluar; kegagalan untuk melakukannya dapat mengahsilkan hal  yang fatal.
·         Retensi air. Retensi air dalam kompartemen tubuh menurunkan konstituen dalam ruang ekstraselular  termasuk natrium, mennyebabkan hiponatremia. Retensi air terjadi lebih banyak terjadi daripada kehilangan natrium, dan dimana tidak terdapat bukti dari kehilngan air dari riwayat atau pemeriksaan, retensi air sebagai mekanisme menjadi tidak tentu.


Retensi Air
Penyebab hiponatremia yang disebabkan retensi air ditunjukkan pada gambar 1. Retensi air biasanya dihasilkan dari kerusakan ekskresi air dan jarangnya pemasukan air. Kebanyakan pasien yang hiponatremia karena retensi air disebut sindrom antidiuresis yang tidak wajar (SIAD). SIAD terjadi dalam beberapa kondisi, misalnya infeksi, malignan,penyakit dada dan trauma; juga bisa disebankan karena obat. SIAD dihasilkan dari ketidakwajaran sekresi AVP. Dimana konsentrasi AVP berubah-ubah antara 0 dan 5 pmol/l disebabkan perubahan osmolalitas, SIAD yang tinggi (non-osmolalitas) dapat terlihat meningkat (hingga 500 pmol). Stimulus non osmotik yang sangat kuat termasuk hipovolemi dan hipotensi, muntah, hipoglekemi dan nyeri. Frekuensi SIAD terjadi secara kecil menyebar prevalensinya pada stimulus tersebut.
AVP mempunyai efek lain pada tubuh dari pengaturan air oleh ginjal (tabel 1).

Kehilangan Natrium
Penyebab hiponatremia ditunjukkan pada gambar 1. Berkurangnya natrium sangat jarang dan terjadi ketika kehilangan natrium secara patologik, bisa dari pencernaan atau urin. Kehilngan Na dari penceranaan meliputi diare dan muntah, pada pasien dengan penyakit usus besar, kehilangan Na mungkin dapat sangat parah. Kehilangan dari urin miungkin dihasilkan oleh defisiensi mineralokrtikoid (terutama aldosteron) atau dari obat antagonis aldosteron.
Dimulainya semua hal tersebut, kehilangan natirum diikuti oleh kehilangan air dan konsentrasi natrium serum. Ketika kehilangan air dan natrium berlanjut, berkurangnya natrium dan  volume darah menstimulasi sekresi AVP non osmotik, selain pengaturan mekasnisme osmotik. Peningkatan sekresi AVP disebabkan retensi air sehingga pasien menjadi hiponatremia. Alasan lain mengapa berkurngnya natrium isotonik dalam air karena hanya digantikan oleh air.
Dari indikasi diatas, ketika berkurangnya Natrium secara signifikan terjadi, memberikan gambaran klinik berupa berkurangnya ECF dan volume darah. Dalam hiponatremia dengan gambaran berkurangnya natrium berupam berkurangnya air.


Berkuranganya Natrium
Tidak semua  pasien dengan dengan berkurangnya natrium adalah hiponatremia. Pasien dengan kehilangan diuresi osmootik mungkin menjadi hipernatremia jika kehilangan air melebihi kehilangan natrium. Ancaman berkurangnya natrium juga terdapat pada pasien dengan konsentrasi serum normal. Ringkasnya, konsentrasi natrium serum tidak menyediakan informasi tentang berkurangnya natrium.


Pseudohiponatremia
Hiponatremia kadanga dilaporkan pada paien  dengan hiperproteinatremia atau hiperlidpidemia. Pada pasien seperti itu, peningkatan jumlah pritein atau lipoprotein menduduki proteinplasma lebih dari biasanya, dan kehillangan air. Natrium dan elektrolit lain didistribusikan hanya dalam air, dan pasien ini mempunyai konsentrasi natrium yang normal dalam plasmanya. Sehingga, beberapa metode yang digunakan dalam pengukuran  instrumen analitik konsentrasi natrium dalam total volume plasma, dan tidak mengambil sejumlah air yang menempati total plassma volume daripada normal. Pseudohiponatremia harus diduga jika terdapat ketidaksesuaian antara kadar pada hiponatremia dan gejala yang mungkin disebabkan  berkurangnya konsentrasi natrium. Osmolalitas serum normal pasien dengan hiponatremia, sehingga diduga sebagai pseudohiponatremia. Hal ini dapat dicari dengan menghitung rentang osmolal, dan perbedaanantara  pengukuran osmolalitas dan menghitung osmolalitas.

Patifisiologi hiponatremia. Ringkasan
·         Terjadi karena retensi air.
·         Kemungkinan terjadi pada pasienn dengan kehilangan cairan dalam penceranaan dan ginjal. Konsentrasi natrium serum menurun karena retensi air yang diakibatkan oleh penngkatan sekresi AVP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar