A.     Integumentary System
Senescence terjadi pada usia 40 tahun
1.       Rambut / Bulu
î  Menjadi beruban dan lebih tipis karena melanositnya mati
î  Mitosis perlahan-lahan turun dan tidak terjadi penggantian bulu yang mati.
2.       Kulit
î  Mitosis epidermal menurun
î  Kolagen menurun pada epidermis
î  Kulit menjadi lembaran tipis dan tembus cahaya
î  Kulit menjadi kurang elastis/longgar karena kehilangan serat elastin dan papila dermal menjadi datar
î  Pada kulit yang menua, pembuluh darah lebih sedikit dan lebih banyak rapuh
î  Kulit merah karena pembuluh darah yang rapuh rusak ke jaringan ikat
î  Pada sebagian besar geriatri, terdapat rosacea (kemerahan) di hidung dan pipi, terjadi karena pembuluh darah yang berdilatasi. Selain itu juga sering terjadi memar karena fragilitas pembuluh darah dermal
î  Cedera pada kulit sering terjadi dan parah pada geriatri terutama karena ujung saraf kutaneus menurun. Penyembuhan lambat karena sirkulasi yang rendah dan kekurangan sel imun dan fibroblas
î  APC (Antigen Presenting Cells) menurun 40% sehingga rentan terhadap infeksi berulang
î  Fungsi termoregulasi berkurang karena terjadi atrofi pembuluh darah kutaneus, kelenjar keringat dan kelenjar subkutan. Sehingga mudah mengalami hipotermia pada cuaca dingin dan heatstroke pada cuaca panas.

3.       Photoaging
Perubahan degeneratif pada proporsi paparan radiasi UV selama kehidupan. Radiasi UV terhitung > 90% menyebabkan perubahan integumentum di mana orang mengalami masalah kesehatan atau ketidakcocokan kosmetik, kanker, kulit, yellowing & mottling pada kulit; age-spots di mana menyerupai bintik-bintik besar di punggung tangan dan area lain yang terpapar matahari.

Terjadi penurunan 75% produksi Vitamin D karena melakukan sedikit aktifitas di luar rumah serta terjadinya peningkatan intoleransi laktosa, sehingga umumnya geriatri sering menghindari produksi susu. Hal ini meningkatkan resiko defisiensi kalsium yang dapat menyebabkan Bone Loss.

B.     Skeletal System
î  Osteoblast setelah usia 30 tahun menjadi kurang aktif dibanding osteoklast, ketidak seimbangan ini menyebabkan osteopenia yang berlanjut menyebabkan osteoporosis.
î  Pada wanita setelah usia 40 tahun kehilangan 8% masa tulang sementara pada pria setelah usia 40 tahun kehilangan 3 % masa tulang.
î  Bone loss terjadi pada tulang rahang, menyebabkan ompong
î  Densitas tulang menurun
î  Sintesis protein kurang
î  Tulang mudah fraktur dan penyembuhan lambat
î  Jika terjadi fraktur maka imobilitas tulang berlangsung lama sehingga mudah terserang pneumonia dan penyakit infeksi lainnya
î  Nyeri pada sendi sinovial karena cairan sinovial sedikit dan kartilago artikular menipis atau tidak ada
î  Gesekan antar permukaan tulang menyebabkan friction, nyeri, dan penurunan mobilitas osteoarthritis
î  Kalsifikasi sternocostal joints menyebabkan susah bernafas karena gangguan pengembangan dada
î  Degenerasi discus interverteblaris menyebabkan nyeri dan stiffness.

C.     Muscular System
î  Sebagian otot berubah menjadi lemak
î  Pada usia 20 tahunan, terjadi penurunan kekuatan dan masa otot
î  Pada usia 80 tahun, kebanyakan orang hanya memiliki 1/2 kekuatan otot dan daya tahan
î  Pada usia 75 tahun, banyak lansia yang tidak bisa mengangkat beban seberat 4,5 kg dengan lengan
î  Kehilangan kekuatan karena:
1.    Serat otot yang menua (aged muscle fibers)  memiliki lebih sedikit miofibril sehingga menjadi lebih kecil dan lemah
2.    Peningkatan disorganisasi sarkomer
3.    Mitokondria otot lebih kecil dan penurunan kuantitas enzim oksidatif
4.    ATP, kreatinin fosfat, glikogen dan myoglobin berkurang sehingga cepat mengalami fatigue (kelelahan)
5.    Otot  lebih banyak lemak dan fibrosis sehingga mengalami keterbatasan gerak dan sirkulasi darah
6.    Kurangnya motor neuron di medula spinalis dan penyusutan beberapa otot
7.    Neuron yang tersisa menghasilkan sedikit asetil-kolin dan menunjukkan sedikit fungsi transmisi sinaptik sehingga melambatnya respon otot terhadap stimulus
8.    Motor unit memiliki lebih sedikit serat otot/motor neuron dan banyak motor unit yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
9.    Penurunan fungsi saraf simpatik sehingga aliran darah ke otot tidak berespon baik dan otot cepat mengalami fatigue.

D.    Nervous System
î  Perlambatan perkembangan terjadi pada usia 30 tahun
î  Rata-rata berat otak berkurang 56 % pada 75 tahun dibanding pada 30 tahun
î  Girus serebral menyempit
î  Sulcus semakin luas
î  Korteks menipis
î  Lebih banyak ruangan antara meninges dan otak
î  Neuron cortical yang bersisa memiliki lebih sedikit sinaps
î  Transmisi sinaps menurun
î  Produksi neurotransmitter menurun
î  Reseptor lebih sedikit
î  Neuroglia disekitar sinaps rapuh dan memungkinkan neurotransmiter berdifusi pergi
î  Degenerasi selubung myelin menyebabkan penurunan konduksi sinyal
î  Neuron menunjukkan lebih sedikit RER dan kompleks golgi, hal ini mengarah pada metabolisme yang mengalami penurunan
î  Pada old neuron, terjadi penumpukan lipofuscin dan menunjukkan lebih banyak neurofibrillary tangles
î  Efek penuaan di CNS tidak merata
î  Koordinasi motorik, fungsi intelektual dan short-term memory berkurang lebih banyak daripada long-term memory dan languange skill
î  Sistem saraf simpatik kehilangan reseptor adrenergic dan menjadi kurang sensitif terhadap norepinefrin sehingga terjadi penurunan kontrol homeostasis terhadap beberapa variabel seperti temperatur tubuh dan tekanan darah
î  Sering terjadi hipotensi ortostatik pada lansia.

E.      Sense Organ
Beberapa fungsi sensoris berkurang cepat setelah adolescence
1.       Visual
î  Terjadi presbyopia (kehilangan fleksibilitas di lensa) → kesulitan mata untuk fokus pada objek dekat
î  Ketajaman visual berkurang dan sering membutuhkan lensa koreksi
î  Sering terjadi katarak
î  Penglihatan malam terganggu, retina butuh lebih banyak cahaya untuk dapat distimulasi
î  Hal ini memiliki banyak alasan:
a)  Lebih sedikit sel resptor di retina
b) Vitrous body lebih transparan
c)  Pupil lebih sempit
d) Atrofi dilator pupil
e) Adaptasi malam lama karena reaksi enzimatik
f)   Perubahan struktur dari iris, ciliary body atau lensa → dapat memblok reabsorbsi dari aqueous humor → peningkatan resiko glaukoma.

2.       Auditory
î  Berkurang pada adolescence
î  Membran timpani dan sendi antara ossicle auditory menjadi kaku sehingga vibrasi yang dikirm ke inner ear kurang → menghasilkan derajat ‘ conductive deafness’
î  Nerve deafness terjadi karena jumlah sel rambut koklear dan auditory nerve fibers berkurang
î  Kematian sel reseptor di ductus semisirkuler, utricle dan sacule dan nerve di vestibuler nerve dan neuron di cerebellum → kurangnya keseimbangan dan dizziness.
3.       Taste dan smell
î  Penurunan jumlah taste buds, olfactory cells dan second-order neurons di bulbus olfaktorius
î  Malnutrisi karena hal di atas.

F.      Endocrine System
î  Degenerasi kurang dari sistem organ lain
î  Sensitivitas sel target menurun → beberapa hormon memiliki efek yang berkurang
î  Contohnya: kelenjar pituitary kurang senstif terhadap inhibisi negatif feedback oleh adrenal glukokortikoid sehingga respon terhadap stress lebih lama daripada biasanya.

G.    Circulatory System
î  Penuaan memiliki efek multiple pada darah, jantung, arteri dan vena.
î  Anemia terjadi karena nutrisi defisiensi, kegiatan yang inadekuat, penyakit dan penyebab lainnya.
î  Tidak ada perubahan pada standard rata-rata eritropoietin pada manula
î  Konsentrasi Hb, hitung sel darah, dan variable lain  tidak berbeda dengan manusia usia 30 tahunan
î  Geriatri tidak beradaptasi baik terhadap stress pada sistem hemopoietic mungkin karena penuaan pada sistem organ
î  Atrofi mukosa gastrik → contohnya:  penurunan absorpsi vitamin B12 → peningkatan resiko pernicious anemia
î  Penurunan jumlah nefron → penurunan sekresi eritropoietin sehingga menyebabkan anemia, penyakit jantung, dll
î  Keterbatasan stem sel untuk membentuk sel darah merah baru
î  Anemia menyebabkan terbatasnya oksigen yang bisa dikirim ke jaringan sehingga dapat menyebabkan atrofi
î  Sehingga sel miokardial mati, terjadi angina pectoris dan infark miokard lebih mudah terjadi.
î  Jantung kurang elastis sehingga menyebabkan penurunan kekuatan dari sistolik jantung
î  Dinding cardiac menipis dan lebih lemah dan terjadi penurunan stroke volume, cardiac output dan cardiac reserve
î  Perubahan degeneratif pada nodus dan jalur konduksi → memicu insiden tingginya aritmia jantung dan heart block
î  Arteri kaku oleh arterosklerosis sehingga tidak dapat meregang dengan efektif untuk mengakomodasi gelombang tekanan dari cardiac
î  Tekanan darah naik perlahan seiring waktu
î  Aterosklerosis juga membuat arteri lebih sempit dan menurunkan perfusi sebagian besar organ
î  Kombinasi antara arterosklerosis dengan hipertesi menyebabkan arteri lemah dan meningkatkan resiko aneurism dan stroke
î  Plak arterosklerosis memicu trombosis khususnya di ekstremitas bawah, dimana aliran darah relative rendah dan blood clots mudah terjadi
î  Perubahan degeneratif pda vena lebih banyak terlihat pada ekstermitas
î  Valve menjadi lemah dan kurang mampu untuk menahan aliran darah balik. darah terkumpul di leg dan kaki sehingga meningkatkan tekanan darah kapiler dan menyebabkan edema
î  Peregangan kronik pada pembuluh darah menyebabkan varikosis vena dan hemorrhoid.

H.     Respiratory System
  • î  Penurunan FEV1 dan FVC
  • î  Meningkatnya volume residual
  • î  Berkurangnya efektivitas batuk
  • î  Berkurangnya efektivitas fungsi silia
  • î  Ventilation-perfusion mismatching’ yang menyebabkan PaO2 menurun seiring bertambahnya usia
  • î  Peningkatan diameter trakea dan saluran napas utama
  • î  Membesarnya duktus alveolaris akibat berkurangnya elastisitas struktur penyangga parenkim paru, menyebabkan berkurangnya area permukaan
  • î  Penurunan massa jaringan paru
  • î  Ekspansi thoraks
  • î  Penurunan tekanan maksimum inspirasi dan ekspirasi
  • î  Berkurangnya kekuatan otot-otot pernapasan
  • î  Kekakuan dinding dada
  • î  Berkurangnya difusi CO
  • î  Berkurangnya respons ventilasi akibat hiperkapnea
  •  

I.        Urogenital Function
  • î  Perpanjangan waktu refrakter ereksi pada pria
  • î  Berkurangnya intensitas orgasme pada pria maupun pada wanita
  • î  Pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna dan peningkatan volume residual urine
  • î  Berkurangnya sekresi prostat di urine
  • î  Berkurangnya konsentrasi factor antiadheren protein Tamm-Horsfall


J.        Gastrointestinal
  • î  Berkurangnya ukuran dan aliran darah hati
  • î  Terganggunya klirens obat leh hati sehingga membutuhkan metabolism fase I yang lebih ekstensif
  • î  Terganggunya rspons terhadap cedera pada mukosa lambung
  • î  Berkurangnya massa pankrean dan cadangan enzimatik
  • î  Berkurangnya kontraksi kolon yang efektif
  • î  Berkurangnya absorpsi kalsium


K.      Immune System
  • î  Berkurangnya imunitas yag dimediasi sel
  • î  Rendahnya afinitas produksi antibody
  • î  Meningkatnya autoantibody
  • î  Banyaknya nonresponder terhadap vaksinasi
  • î  Berkurangnya hipersensitifitas tipe lambat
  • î  Terganggunya fungsi makrofag
  • î  Atrofi timus dan hilangnya hormone timus
  • î  Meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi
  • î  Berkurangnya produksi sel B oleh sumsum tulang


Leave a Reply