Hipoksia
Pada saat istirahat,seorang laki-laki dewasa membutuhkan
225-250 ml oksigen permenit, dan meningkat 10 kali lipat saat beraktivitas.
Jaringan akan menglami hipoksia jika tidak ada ventilasi setelah 4-6 menit.
Berdasarkan mekanismenya, penyebab hippoksia jaringan dibagi
menjadi tiga kategori:
1.
Hipoksemia arteri
2.
Berkurangnya aliran oksigen karena adanya
kegagalan transporttanpa adanya hipoksemia arteri
3.
Penggunaan oksigen yang berlebihan dijaringan.
Jika penggunaan oksigen berkurang maka otomatis jaringan
akan menggunakan metabolisme anaerobik untuk menyediakan cukup energi untuk
metabolisme.
Tetapi hal ini dapat menignkatkan produksi laktat yang
berlebihan, menimbulkan asidosis, metabolisme selular terganggu dan kematian
sel.
Pemeliharaan oksigenasijaringan tergantung pada 3 sistem
organ yaitu sistem kardiovaskular, hematologi, dan respirasi.
Pada hipoksemia biasanya berhubugan dengan rendahnya Pa O2
yang merupakan gangguan fungsi paru, namuan kegagalan pengangkutan oksigen dapat
disebabkan oleh kelainan sistem kardiovaskular dan sistem hematologi.
Manifestasi Klinik Hipoksia
Pada umumnya manifestasi hipoksia sangat bervariasi,
tergantung lamanya hipoksia, kondisi kesehatan dan biasanya timbul pada keadaan
hipoksia yang sudah berat. Biasanya
m,anifestainya berupa perubahan status mental/bersikap labil, pusing, dispneu,
takipneu, respiratory distress dan aritmia.
Untuk mengukur hipoksia dapat digunakans alat oksimetri (pulse oxymetry) dan analisis gas darah. Bila
nilai saturasi kurang dari 90% diperkirakan hipoksia dna membutuhkan oksigen.
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain
Karena gejala hipoksia bervariasi dan tidak spesifik ,maka
untuk menentukan hipoksia dperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemerikasaan yang
paling sering adalah pemeriksaan Pa O2 arteri atau saturasi oksigen arteri
melalui pemeriksaan invasif yaitu analisis gas darah arteri ataupun noninvasif yaitu pulse oxymetry. Pada
pemeriksaananalisa gas darah, sepsimen darah diambil daripembuluh darah arteri
dan akan didapatkan nilai Pa O2, PCO2, saturasi
oksigen dan parameter lain. Pada pemeriksaan saturasi oksigen melalui
oksimetri ini tidak cukup untuk mendeteksi hipoksemia, karena hanya dapat
memperkirakan PaO2> 60mmHg atau PaO2< 60 mmHg.
Manfaat Terapi oksigen
Tujuan terapi oksiogen adalah mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik. Keuntungananya terapioksigen
pada pasien PPOK dengan konsentrasi oksigen yang tepat dapat mengurangi sesak
nafas saat beraktivitas, dapat meningkatkan beraktivitas dan dapat memperbaiiki
kualitas hidup.
Manfaat lain yaitu memperbaiki hemodinamik paru, kapasitas
latihan, kor pulmonal, menurunkan cardiac output, meningkatkan fungsi jantung,
memperbaiki fungsi neuropsikiatrik, mengurangi hipertensi pulmonal, memperbaiki
metabolisme otot dan diperkirakan dapat memperbaiki impotensi.
Indikasi Terapi Oksigen
Perlu diketahui apakah pasien benar-benar membutuhkan terapi
oksigen, apakah dibutuhkan terapi oksigen jangka pendek atau jangka panjang.
Oksigen harus diatur dalam jumlah yang tepat, dan harus
dievaluasi agar medapat manfaat terapi dan menghindari toksisitas.
Indikasi Terapi Oksigen jangka Pendek
1.
Indikasi yang sudah direkomendasi
a.
Hipoksemia akut (PaO2< 60 mmHg; SaO2< 90%)
b.
Henti jantung dan henti nafas
c.
Hipotensi ( tekanan darah sistolik <100mmHg)
d.
Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolik
( bikarbonat <18mmol/L)
e.
Respiratory distress ( frekuensi pernafasan
>24/min)
2.
Indikasi yang masihdipertanyakan:
a.
Infark miokard tanpa komplikasi
b.
Sesak nafas tanpa hipoksemia
c.
Krisis sel sabit
d.
Angina
Indikasi terapi Oksigen jangka Panjang
1.
Pemberian oksigen secara kontinyu
a.
PaO2 istirahat <55 mmHg atau saturasi oksigen
<88%
b.
PaO2 istirahat 56-59mmHg atau saturasi oksigen
89%pada salahsatu keadaan:
i.
Edema yang disebebkana karena CHF
ii.
P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang
P>3 mm pada lead II, III, aVF)
c.
Eritrositemia (hematokrit >56%)
d.
Pa O2>59 mmHg atau saturasi oksigen >89%
2.
Pemeberian oksigen tidak kontinyu
a.
Selama latihan :PaO2< 55 mmHg atau saturasi
oksigen <88%
b.
Selama tidur: PaO2<55 mmHg atau saturassi
oksigen <88% dengna komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen, dan
aritmia
Kontraindikasi
Suplemen okesigen tidak direkomendasikan pada:
1.
Pasien dengan keterbatasan jalan nafas yang
berat dengan keluhan utama dispneu, tetapi dengan PaO2 lebih atau sama denagan
60 mmHg dan tidak mempunyai hipoksia kronik.
2.
Pasien yang meneruskan merokok, karena
kemungkinan yang buruk dan dapat meningkatkan risiko kebakaran
3.
Pasien yang tiddak menerima terapi yang adekuat.
Teknik Pemberian Oksigen
Cara pemberian oksigen dibagi 2 jenis yaitu sistem arus
rendah dan sistem arus tinggi, keduanya masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian.
Alat oksigen arus rendah diantaranya kanul nasal, topeng
oksigen, reservoir mask, kateter transtracheal, dan simpel mask.
Alat reservoir arus tinggi diantaranya venturi mask dan
reservoir nebulizer blenders.
Alat Pemberian Oksigen dengan Arus Rendah
Biasanya diogunakan kateter nasal dan kanul nasal. Kanul
nasal arus rendah mengalirkan oksigen ke nasofaring dengan aliran 1-6/m, dengan
FiO2 antara 0,24-0,44 (24-44%). Aliran yang lebih tinggi tidak meningkatkan
FiO2 secara bermakna diatas 44% dan dapat mengakibatkann mukosa membran menjadi
kering.
Untuk memperbaiki efisiensi pemberian oksigen, telah didesai
beberapa alat, diantaranya electronic demand devices, reservoir nasal canulas,
dan transtracheal cathethers, dan dibandinkan dengan kanul nasal konvensional,
alat tersebut lebih efektif dan efisien.
Alat pemberian Oksigen dengan Arus Tinggi
Alat oksigen dengan arus tinggi ddi antaranya Venturi mask
dan Reservoir Nebulizzer Blenders.
Alat ventury mask menggunakan prinsip jet mixing. Jet mixing
masks, masks dengan arus tinggi, bermanfaat untuk mengirimkan secara akurat
konsentrasi oksigen rendah (24-35%). Pada pasien dengan PPOK dan gagal nafas
tipe II, bernafas dengan masks ini mengurangi risiko retensi CO2, dan
memperbaiki hipoksemia. Alat tersebut terasa lebih nyaman dipakai, dan masalah
rebreathing diatasi melalui pendorongan
dengan aurs tinggi tersebut.
Sistem arus tinggi ini dapat mengirimkan sampai 40L/menit oksigen melalui mask, yang umumnya
cukup untuk total kebutuhan respirasi. Dengan penggunaan mask ini tidak
mempengaruhi FiO2.
Dua indikasi klinis untuk penggunaan oksigen dengan arus tinggi
adalahb pasien dengan hipoksia yang memerlukan pengendalian FiO2 dan pasien
hipoksia dengan ventilasi abnormal.
Sistem Suplai Oksigen
Ada beberapa macam sistem untuk suplai oksigen, diantaranya
oxygen concentrators, sistem gas kompresor dan oksigen dalam bentuk cair.
Masing-masing ada kerugiannya dan keuntungannya, oleh karena itu harus dipilih
yang mana yang terbaik, disesuaikan dengan kondisi pasien.
Oksigen concentrators, secara elektrik bertenaga mesin,
menyaring molekul oksigen udara lingkungan dengan konsentrasi 3-5L/menit.
Konsentrators merupakan sistem pemberian oksigen yang paling hemat biaya.
Compressed gas cylinders, silinder dengan gas yang
dipadatkan menyediakan oksigen kurang lebih 57 jam dengan aliran oksigen
2L/menit sampai 15 L/menit.
Liquid oxyegen reservoir, oksigen dalam bentuk cair yang
bertahan 5 sampai 7 hari dengan aliran oksigen 2 L/menit dan dapt digunakan
dengan mengisi ulang. Kerugia alat ini cukup mahal dan kadang-kadang terjadi
pembekuan pada klep apabila pemberian oksigen cair tersebut apabila tidak
digunakan.