Ilmuwan pertama yang membuktikan bahwa pemindahan sifat
tidak selalu meragukan tapi dapat mempunyai pola yang dapat diperkirakan, tidak
berasal dari institusi, atau ilmiah, namun dari biara yang sunyi di Austria.
Pada pertengahan abad ke-16, Gregor Mendel , seorang rahib
dari orde Augustin, dengan mengkombinasikan pemikiran yang logis, perhatian
yang besar terhadap hibirdasi tanaman , dan bakat dalam analisa statistik,
sampai pada suatu kesimpulan yang dikenal sebagai hukum-hukum genetika klasik.
Bagaimana dia dapat berhasil, sedangkan oran-orang
sebelumnya gagal? Salah satu hal yang jelas adalah bahwa ilmu keturunan adalah
ilmu kuantitatif yang menyangkut akumulasi data yang harus dipisahkan, dan
hanya orang dengan pengetahuan matematis sperti Mendel dapat mengenali
informasi-informasi tertentu dalam data. Dengan hukum Mendel sebagai penuntun,
sekarang kita tidak memerlukan ahli matematika untuk dapat mengerti pola-pola
dasar pewarisan. Sebab lain dari keberhasilan Mendel adalah pilihan yang
kebetulan dari sifat—sifat yyang ditelitinya.
Mendel mempunyai berbagai kelebihan lain daripada hanya
kegemaran pada matematika dan nasib baik. Dia berhasil terutama karena memiliki
kemampuan untuk menyusun suatu kriteria untuk melakukan eksperimen yang hingga
sekarang harus di lakukan dalam studi genetika, jika hanya hendak dicapai hasil
yang berarti. Aplikasi yang tepat dar kriteria inilah yang menghasilkan
formulasi hukum Mendel bagi genetika, yang menyebabkan orang yang brilian tapi
sederhana ini mendapat julukan “Bapak Genetika.
Mendel sadar bahwa pilihan atas material eksperimen adalah
sangat penting. Ucapannya adalah:
Tanaman-tanaman eksperimen harus :
1.
Mempunyai sifat-sifat yang dapat dibedakan
secaram konstan
2.
Hibrida-hibrida tanaman itu pada pola berbunga
harus dilindungi dari pengeruh tepung sari, atau kepadaya mudah dilakukan
perlindungan
3.
Hibrida-hibrida itu dan turunannya tidak boleh
mengalamimgangguan yang nyata dalam fertilitas pada generasi-generasi
berikutnya.
Kriteria-kriteria ini kelihatannya jelas. Jika sifat-sifat
yang dipilih bagi penelitian tidak merupakan sifat-sifat berbeda yang konstan
dan berubah dari generasi ke generasi, jelas pemindahannya tidak akan dapat
ditelusuri. Jika tanaman-tanaman yang diserbuki oleh tanaman-tanaman lain yang
diketahui, maka jelas bahwa material genetis yang lain daripada yang diteliti
akan diperkenalkan dan hasilnya akan tidak berarti. Dan pasti, jika dilakukan
suatu persilangan yang menyebabkana sterilitas pada keturunannya, ini akan
menghentikan eksperimen seketika dalam satu generasi, dan satu generasi
tidak merupakan pola.
Banyak usaha yang ditujuakan ke arah penjelasan pewarisan
tidak berhasil, karena tidak seorang pun sebelum Mendel memahami pentingnya
menggunakan sifat yang sederhana, tidak berubah-ubah dalam sistem yang dapat
dikendalaikan sepenuhnya olehpeneliti. Waktu dan sekali lagi dalam sejarah
usaha-usaha ilmiah, diperlukan seorang genius untuk mengenali beberapa aspek
dari suatu persoalan yang kemudian nampaknya begitu jelas.
Tanaman yang memenuhi semua kriteria Mendel adalah ercis,
yang pembiakannya mudah ia kendalikan, karena tanaman ini dapat mengadakan
penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang. Di pekarangan biara, Mendel
melakukan persilangan dan mencatat sifat-sifat dari puluhan ribu tanaman dalam
waktu delapan tahun.
Mendel memilih 7 sifat yang berbeda-beda bagi penelitiannya.
Dua diantaranya akan dibahas di sini secara mendalam:
perbedaan tingginnya batang dan perbedaan warna polong yang belum matang. Untuk
tiap sifat ini, Mendel membiakkan tanaman sehingga menjadi seragam dalam
sifat—sifat yang kontras, jadi memenuhi kriteria pertama. Misalnya, dia
menyilangkan tanaman-tanaman tinggi, kira-kira 6 kaki, denga tanaman—tanaman
lain yang juga tinggi, hingga semua keturunannya mempunyai tinggi seragam, baik
dengan cara penyuerbukan silang maupun penyerbukan sendiri. Dengan cara yang
sama, tanaman-tanaman yang pendek dibiakkan satu sama lain hingga keturunan
yang dihasilkan seluruhnya pendek-pendek seragam, kira-kira 1,5 kaki.
Penemuan Kembali Hukum-Hukum Mendel
Orang akan mmenyangka bahwa presentasi hasil karyanya pada
tahun 1865 akan menimbulkan kegemparan. Tapi sayang bagi Mendel dan dunia
ilmiah, tidak seorangpun mengakui implikasi penemuannya dan dia tidak dihiraukan
sama sekali.
Hal ini berlangsung hingga pergantian abad, ketika 3 orang
ahli biologi DeVries dari Belanda, Tschemark dari Austria, dan Correns dari
Jerman secara serentak menemukan kembali hukum—hukum Mendel dan lahirlah ilmu
genetika.akan tetapi Mendel sudah tiada untuk dapat melihat pengakuan ini. Ia
telahh meninggal pada tahun 1884.