TANDA
KEMATIAN AWAL DAN SEGERA
Ada beberapa tanda awal
kematian yang terlihat jelas pada orang
meninggal dunia tanpa menggunakan alat yang canggih.
Tanada awal kematian yang tampak
antara lain:
1.
Pernapasan
terhenti
Pada
orang yang mati tampak napas terhenti. Penentuan ini dilaksanakan dengan
inpeksi, palpasi dan auskultasi. Penilaian dilakukan dengan peninjauan selam 10
menit. Apabila lebih dari 10 menit masih tidak bernapas maka dapat dikatakan
sudah henti napas. Karena kita ketahui bersama bahwa pernapasan itu sangat penting bagi mekanisme
metabolisme seluler terutam disini adalah otak kita. Apabila O2 keotak kurang,
maka kana mengkibatkan sel otak mati dan fungsi tubuuh akan terganggu pula.
2.
Terhentinyaa
sirkulasi
Disini
dilakukan penilain selama 15 menit. Apabila dalam 15 menit tidak didapatkan
nadi karotis teraba maka dapat dikatakan sirkulasinya terhenti
3.
Kulit
Pucat à
Kulit pucat lebih diakibatkan karena hemolisisnya sel darah merah
4.
Tonus
Otot menghilang dan relaksasi
5.
Pembuluh
darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian
6.
Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit (hilang dengan
penyiraman).
TANDA LANJUT
1.
Algor
Mortis (Penurunan Suhu Mayat)
·
Terjadi setelah
kematian dan berlanjut sampai tercapai suatu keadaan dimana suhu mayat sama
dengan suhu lingkungan
·
Pada jam-jam pertama
setelah kematian somatis, penurunan suhu berlangsung lambat karena :
a. Tubuh
terdiri dari berbagai lapisan yang tidak homogen sehingga lapisan yang berada
di bawah kulit akan menyalurkan panasnya ke arah kulit sehingga membutuhkan
waktu untuk menyalurkan panas. Jika sudah mencapai temperature gradient.
b. Proses
metabolisme sel yang masih berlangsung beberapa saat setelah kematian somatis
·
Penurunan suhu mayat
akan berlangsung lambat pada saat mendekati suhu lingkungan
·
Ada beberapa faktor
penting yang mempengaruhi kecepatan penurunan suhu mayat, antara lain :
a. Faktor lingkungan,
semakin besar beda antara suhu mayat dengan suhu lingkungan, maka penurunan
suhu akan berlangsung lebih cepat. Demikian juga intensitas serta kualitas dari
aliran atau pergerakan udara akan berpengaruh terhadap kecepatan penurunan suhu
mayat.
b. Suhu tubuh sebelum
kematian, beberapa keadaan seperti infeksi,
perdarahan otak, kerusakan jaringan otak, serta kematian karena penjeratan akan
didahului dengan peningkatan suhu tubuh.
c. Keadaan fisik tubuh dan
pakaian yang
menutupinya, semakin tebal jaringan lemak atau pakaian yang dikenakan, maka
kecepatan penurunan suhu akan semakin lambat.
2.
Lebam
Mayat (Livor Mortis)
·
Terjadi karena à
pengumpulan darah à
dalam pembuluh-pembuluh darah kecil, kapiler dan venula, pada bagian tubuh
terendah ß
akibat gaya gravitasi.
·
Lebam mayat akan tampak
sebagai daerah pada kulit yang berwarna merah ungu (livide) dan biasanya tidak
tampak pada daerah-daerah yang mendapat tekanan
·
Biasanya mulai tampak +
30 menit setelah kematian somatis dan intensitas maksimal akan dicapai dalam 8
– 12 jam post-mortal, sehingga tidak akan mengalami perubahan apabila ditekan.
Hal ini bisa dijadikan sebagai penanda, apakah mayat tersebut telah diubah posisinya
atau tidak.
·
Warna lebam mayat
umumnya merah-ungu (livide), namun
bisa berbeda pada keadaan tertentu, misalnya :
a. Keracunan CO
: warnanya merah bata (cherry red);
b. Keracunan CN-
(sianida) : warnanya merah terang karena kadar HbO2
dalam darah vena tetap tinggi;
c. Keracunan zat yang bisa
menimbulkan methemoglobinemia (keracunan KClO3,
kinine, anilin) : warnanya cokelat kebiruan (slaty);
d. Kasus tenggelam
atau tubuh mayat ada pada lingkungan bersuhu rendah, maka lebam mayat khususnya
yang dekat dengan tempat yang bersuhu rendah akan berwarna à
merah terang.
3.
Kaku
Mayat (Rigor Mortis)
·
Kekakuan pada seluruh
otot yang terjadi setelah periode relaksasi primer
·
Terjadi sekitar 2 jam
post-mortal dan mencapai puncak pada 10 – 12 jam post-mortal kemudian menetap
selama 24 jam
·
Setelah 24 jam kaku
mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya, yaitu dimulai dari
otot-otot wajah, leher, lengan, dada, perut, dan tungkai
·
Peranan ATP sangat
penting dalam proses kaku mayat (rigor mortis). Dalam keadaan kontraksi otot
normal, glikogen yang disimpan dalam otot diubah menjadi asam laktat dan
energi. Energi ini akan digunakan untuk kembali mensintesis ATP. ATP penting
untuk menjaga kemampuan kontraksi dan kelenturan otot sehingga otot tidak
menjadi kaku. Pada kematian somatis sudah tidak terjadi proses metabolisme sel
yang akan menghasilkan ATP sehingga kadar ATP menjadi sangat berkurang dan
akibatnya sifat kelenturan dan kemampuan kontraksi otot menjadi hilang
akibatnya muncul kaku mayat (rigor mortis)
·
Cadangan ATP pada
setiap otot berbeda, sehingga munculnya kaku mayat (rigor mortis) akan berbeda
dan biasanya lebih cepat pada jaringan otot yang serabut ototnya lebih sedikit.
·
Peranan ATP tersebut
juga dapat menjelaskan munculnya kaku mayat yang lebih cepat pada kematian
karena infeksi, konvulsi kelelahan, keadaan suhu keliling yang tinggi, dan
keadaan gizinya jelek
·
Jika terjadi pada
ekstremitas, kekakuannya menyerupai papan, sehingga dibutuhkan tenaga untuk
dapat melawan kekakuan tersebut
·
Adanya kejanggalan dari
postur pada mayat, dimana kaku mayat telah terbentuk dengan posisi sewaktu
mayat ditemukan, dapat menjadi petunjuk bahwa tubuh korban telah dipindahkan
setelah mati.
·
Hal-hal yang perlu
dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazah adalah:
-
Cadaveric Spasmus,
yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah
kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang
hebat sesaat sebelum mati.
-
Heat stiffening,
yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas sehingga serabut otot
memendek dan terjadi flexi sendi.
Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam
waktu yang lama.
-
Cold stiffening,
yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi pembekuan
cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot.
4.
Pembusukan (Decomposition Changes)
·
Pembusukan jenazah
terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri.
Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah
sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas
seperti HCN, H2S dan lainlain. Gas yang terjadi menyebabkan pembengkakan. Akibat
proses pembusukan rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola mata melotot,
kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebih mudah terjadi pada
udara terbuka suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi. Bila
penyebab kematiannya adalah penyakit infeksi maka pembusukan berlangsung lebih
cepat.
·
Pengaruh: enzym + microorganisme
·
Timbul: 18 – 24 jam sesudah kematian
·
Tanda-tanda:
-
Warna kehijauan pada daerah caecum
-
Wajah dan bibir membengkak
-
Scrotum / vulva membengkak
-
Distensi dinding perut
-
Marbling pada vena-vena kulit
-
Buliae
-
Darah keluar dari hidung / mulut
-
Bola mata menonjol
-
Kuku / rambut terlepas
5.
Perubahan khusus pada mayat
Mummifikasi
·
Mummifikasi
terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan
cepat. Mummifikasi terjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah menjadi
keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.
·
Syarat:
-
Suhu udara tinggi
-
Udara kering
-
Aliran udara
·
Waktu : 1 – 3 bulan
·
Gejala:
-
Kurus, kering, kaku dan mengkerut
-
Coklat kehitaman
-
Kulit melekat erat
·
Kepentingan:
-
Identifikasi
-
Tanda kekerasan masih tetap
Adipocere
·
Adipocere adalah proses
terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak dan berminyak yang terjadi di
dalam jaringan lunak tubuh postmortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam
lemak bebas karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri.
·
Faktor yang mempermudah
terbentuknya adipocere adalah kelembaban dan suhu panas. Pembentukan adipocere
membutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberap bulan. Adipocere relatif
resisten terhadap pembusukan.
·
Terjadi : Asam lemak tak jenuh -> hydrogenasi -> asam
lemak jenuh
Asam lemak jenuh + alkali
-> sabun
·
Syarat:
-
Mengandung air
-
Mengandung alkali
·
Waktu : beberapa bulan hingga beberapa tahun
·
Gejala :
-
Berwarna putih
-
Teraba seperti sabun
-
Berbau tengik
·
Kepentingan:
·
Identifikasi
·
Tanda kekerasan masih tetap