Sebenarnya tulisan ini untuk saya kirim di Kompas, tetapi karena tidak diterima minggu lalu, maka lebih baik mengisi blog saya daripada nganggur. Maaf ya, soalnya juga lagi malas nulis, ditambah ada ujian yang mendekati juga. Langsung sajalah.
Kuliah
bukanlah hal istemewa bagi orang yang tinggal di kota besar. Akan tetapi bagi
orang yang tinggal di daerah yang jauh dari kota besar, kuliah bisa menjadi
barang yang langka. Tidak salah jika kemudian banyak orangtua menyekolahkan
anaknya di kota besar.
Karena
berbagai alasan mahasiswa yang sudah lulus tidak segera kembali ke daerahnya
masing-masing. Tentu ini akan menjadi masalah baru. Bagi kota besar, arus
urbanisasi menjadi masalah yang kompleks. Bagi daerah, berarti kehilangan
intelek muda yang diharapkan membawa perubahan. Ini berarti kehilangan besar
potensi SDM yang diharapkan mampu membangun daerah.
Bagaimanapun
mahasiswa adalah agen perubahan. Diperlukan intelek muda yang diharapkan
menjadi agen perubahan di kampung halaman masing-masing. Hanya kesadaran diri
dan peran orangtua yang dapat mendorong mahasiswa untuk berkarya dikampung
halaman masing-masing. Bagaimanapun juga kampung halaman tentu mempunyai
potensi besar, jika mahasiswa mempunyai keinginan untuk mengubahnya. Jika kesadaran
diri mahasiswa ditumbuhkan, tentu ilmu yang dipelajari di kampus akan dipergunakan untuk membangun daerah ke arah yang lebih
baik. Bagaimanapun juga, tentu masyarakat berharap jika putra putri daerahnya
sendiri yang menjadi agen perubahan.
Mau
jadi apa jika putra putri daerah justru bekerja dan mengabdi pada daerah lain,
sedangkan daerah sendiri terbengkalai. Sumber daya alam di kampung halaman
tidak dimanfaatkan oleh daerah sendiri dan justru dibawa keluar. Tentu hanya
intelek muda yang bisa mengubah hal ini.