Semua sel eukariotik dibungkus
oleh membran pembatas yang terdiri atas fosfolipid, kolesterol, protein, dan
rantai oligosakarida yang secara kovalen terikat dengan dengan fosfolipid dan
molekul protein. Membran adalah struktur terutup mirip lembaran asimetrik
dengan permukaan dalam dan luar yang berbeda. Struktur yang berbentuk lembaran ini adalah susunan nonkovalen yang
stabil secara termodinamik dan aktif secara metabolik. Membran sel, atau
membran plasma, berfungsi sebagai sawar selektif yang mengatur keluar masuknya materi
tertentu dari sel dan membanrtu tranasportasi molekul yang spesifik. Satu peran
penting membran plasma adalah mempertahankan lingkungan intrasel agar agar
konstan, yang berbdeda dengan lingkungan ekstrasel. Membran juga melaksanakan
beberapa fungsi pengenalan dan pengaturan spesifik yang berperan pentiung dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Tebal membran berkisar dari 7,5
sampai 10 nm dan karenanya, hanya terlihat dibawah mikroskop elektron.
Mikrograf elektron memperlihatkan bahwa plasmalema dan semua struktur membran
organel mempunyai struktur trilamer setelah difiksasi dengan osmium tetroksida..
struktur trilaminer ditetapkan sebagai unit membran. Ketiga lapisan yang tampak
dengan mikroskop elktron agaknya dihasilkan dari endapan osmium yang tereduksi
pada gugus hidrofilik yang terdapat pada kedua sisi lapisan lipid.
Fosfolipid membran, seperti
lesitin dan sefalin, terdiri atas dua rantai hidrokarbon nonpolar(hidrofobik)
panjang yang terikat pada pada gugus rantai bermuatan (hidofilik). Kolesterol
juga ikut membentuk membran sel. Di dalam membran, fosfolipid paling
stabil bila tersusun sebagai lapisan
ganda dengan rantai hidrofobik yang mengarah pada bagian tengah membran dan gugus
hidrofilik (bermuatan) yang mengarah keluar. Kolesterol memisakhakan lapisan
penutup yang dibuat rantai fosfolipid panjang, dan menyebabkan sifat membran
menjadi cair. Sel mengontrol sifat cair dari membran melalui jumlah kolseterol.
Komposisi lipid dari masing-masing lapisan lipid ganda tersebut berbeda.
Misalnya, dalam sel darah merah, fosfatidilkolin dan sfingomielin lprebih
banyak diluar membran, sedangkan fosfatidilserin dan fosfadilatanolamin l;ebih
banyak disebelah dalam. Sebagian dari lipid, yang dikenal darik permukaan sel
dan dengan demikian memnyebabka lapisan lipid menjadi asimetri.
Penjelasan Lebih Lanjut mengenai
Fosfolipid, Glikosfingolipid dan Kolesterol
Fosfolipid
Dari dua kelas fosfolipid utama
yang terdapat di membran, fosfogliserida adalah fosfolipid terbanyak dan
terdiri dari tulang punggung gliserol tempat melekatnya dua asam lemak dalam
ikatan ester dan satu alkohol terfosforilasi. Konstituen asam lemak biasanya
adalah molekul dengan jumlah karbon genap, terutama mengandung 16 atau 18
karbon. Asam-asam lemak ini tidak bercabang dan dapat jenuh atau tidak jenuh.
Fosfogliserida yang paling sederhana adalah asam fosfatidat, yaitu 1,2
diasilgliserol 3-fosfat, suatu zat antara kunci dalam pembentukan semua
fosfogliserida lain. Pada fosfogliserida lain,3-fosfat mengalami esterifikasi
menjadi suatu alkohol, misalnya etanolamin, kollin, gliserol, serin atau
inositol.
Kelas utama kedua pada fosfolipid
adalah sfingomielin, yang mengandung tulang punggung sfingosin dan bukan
gliserol. Suatu asam asam lemak melekat
pada gugus asam amino sfingosin melalui ikatan amida yang membentuk seramid.
Gugus hidroksil primer pada sfingosin menggalami esterifikasi menjadi
fosforilkolin. Sfingomielin, banyak ditemukan di selubung mielin.
Jumlah dan komposisi asam lemak
pada berbagai fosfolipid berbeda-beda bergantung pada membran selnya.
Glikosfingolipid
Glikosfingolipid adalah lipid
yang mengandung gula dan dibentuk dari tulang punggung seramid; golongan ini
mencakup galaktosil dan glukosfingolipid (serebrospida) dan gangliosida.
Senyawa ini terutama ditemukan di membran plasma sel.
Sterol
Sterol terbanyak ditekukan padamembran adalah kolesterol, yang
terutama terletak di membran sel mamalia, tetapi juga dapat ditemukan dalam
jumlah sedikit di membran mitokondria,
kompleks golgi, dan nukleus. Koloesterolterselip diantara fosfolipid membran
dengan gugus hidroksilnya pada permukaan yang menghadap lingkungan cair dan
sisanya di dalam lapisan membran. Setiuap membran sel eukariot memliliki
komposisi lipid membran yang agak berbeda meskipun fosfolipidnya tetap
merupakan kelas utama di semua sel.
Sifat Amfipatik pada Lipid
Membran
Lipid membran mengandung bagian
yang hidrofobik dan hidrofilik sehingga disebut amfipatik. Jadi, membran itu
sendiri bersifat amfipatik. Jika bagian hidrofobiknya dipisahkan dari bagian
lain molekul, bagian ini tidak akan larut dalam air, tetapi larut dalam minyak.
Sebaliknya, jika bagian hidrofilik yuang dipisahkan daribagian molekul lainnya,
bagian ini tidak akan larut dalam minyak, tetapi larut dalam air. Oleh karena
itu, gugus kepala polar pada fosfolipid dan gugus hidroksil kolesterol bertemu
dengan lingkungan air; situasi serupa berlaku bagi gugus gula GSL.
Asam lemak jenuh memiliki ekor
lurus, sedangkan asam lemak tak-jenuh yang umumnya terdapat dalam bentuk cis di membran membentuk ekor melengkung.
Seiring dengan bertambahnya lengkungan pada ekor, membran menjadi semakin
kurang terkemas rapat sehingga bersifat cair.
Detergen adalahs molekul
amfipatik yang penting dalam biokimia serta pekerjaan rumah tangga. Struktur molekular
suatu detergen banyak berbeda dari struktur fosfolipid. Detergen tertentu
banyak digunakan untuk melarutkan protein membran sebagai tahap pertama
pemurniannya. Ujung hidrofibik detergen mengikat bagian hidrofibik protein,
yang menggeser sebagian besar ikatan lipidnya. Ujung polar detergen berada
bebas, dan menyebabkan protein terlarut dalam bentuk kompleks detergen protein
yang biasanya juga mengandung sejumlah lipid sisa.
Lipid Membran Membentuk Lapis
Ganda
Karekter amfipatik fosfolipid
menunjukkan bahwa terdapt dua bagian mmilekul yang memiliki kelarutan yang
tidak sama; namun, dalam pelarut seperti air, fosfolipid menata dirinya menjadi
suatu bentuk yang secara termodinamiuk memenuhi persyaratan kelarutan di kedua bagian.
Misel adalah merupakan struktur yang mempunyai bagian hidrofobik terlindung
dari air sementara gugus polar hidrofilik terbenam dalam lingkungan air. Namun
misel biasanya berukuran kecil sehingga potensinya untuk membentuk membran
menjadi lebih terbatas.
Seperti yang telah diketahui pada
tahun 1925 oleh Gorter dan Grendel, lapisan bimolekular, atau lapisan lipid
ganda juga dapat memenuhi persyaratan termodinamik molekul amfipatik dalam
lingkungan air. Lapisan ganda, bukan misel, memang merupakan struktur kunci
dalam membran biologis. Lapisan ganda memiliki bentuk lembaran sehingga bagian
hidrofobik fosfolipid terlindung dari lingkungan air. Hanya ujung atau tepi
lembar lapisan ganda yang terpajan oleh lingkungan yang tidak mendukung, tatapi
bahkan permukaan yang terpajan ini dapat dihilangkan dengan melipat balik
lembar untuk membentuk vesikel tertutup tanpa tepi. Lapisan ganda dapat
diperluas dalam jarak yang cukup besar. Lapis ganda ini tidak permeabel
terhadap sebagian besar molekul larut air karena milekul-mulekul ini tidak akan
larut dalam inti hidrofobik lapisan ganda.
Lapisan-lapisan lipid terbentuk
melalui penataan diri yang didorong oleh efek hidrofobik. Entropi molekul
pelarut di sekitarnya meningkat saat molekul-molekul lipid menyatu dalam suatu
lapisan lipid ganda.
Tiga elektrolit seperti Natrium,
kalium dan Klor menembus lapisan ganda lebih lambat daripada air. Secara umum,
koefisien permeabilitas molekul suatu lapisan-ganda lipid berkorelasi dengan
kelarutannya dalam pelarut nonpolar. Contohnya, steroid lebih mudah menembus
lapisan ganda lipid dibandingkan dengan elektrolit.
Protein membran berikatan dengan
lapisan ganda lipid
Fosfolipid membran berfungsi
sebagai pelarut untuk protein membran, dan meciptakan suatu lingkungan agar
protein tersebut dapat berfungsi. Oleh karena itu protein dapat bersifat
amfipatik dan menjadi bagian integral membran dengan membentuk bagian
hidrofiliknya yang menonjol di permukaan bagian dalam dan luar, tetapi
berhubungan dengan bagian hidrofobik yang menembus inti hidrofobik lapisan ganda.
Pada kenyataanya, bagian-bagian protein membran yang menembus membran
mengandung cukup banyak asam amino hidofobik dan hampir selalu memliliki banyak
lembar β-pleated atau heliks-α. Bagi banyak membran, rangkaian
dengan panjang 20 asam amino daalam susunan heliks-α. Akan menembus lapisan ganda tersebut.
Kita dapat memperkirakan suatu asam amino yang terdapat dalam suatu
protein sesuai dengan lokasi transmembran atau tidak. Hal ini dapat diketahuio
dengan melihat suatu tabel yang menncantumkan hidrofobisitas masing-masing dari
20 asam amino umum dan nilai energi bebas untuk memindahkan asam amino dari
bagian dalam membran ke air. Asam amino
hidrofobik memiliki nilai positif; asam amino polar memiliki nilai negatif. Nilai
bebas total untuk memindahkan rangkaian 20 asam amino dalam protein kemudian
diplotkan untuk menghasilkan hydropathy plot.
Aspek lain pada interaksi lipid dan protein adalah bahwa sebagian
protein melekat pada salah satu lembar lapisan ganda melalui ikatan kovalen ke
lipid tertentu. Palmitat dan miristat adalah asam lemak yang terlibat dalam
ikatan dalam ikatan khusus ini. Sejumlah protein lain berikatan dengan sturktur
glikofosfatidilinositol.
Struktur Dinamik Membran
Membran dan komponennya adalah struktur dinamk. Lipid dan protein di
membran mengalami pertukaran/penggantian seperti pada kompartemen lainnya. Laju
pertukaran masing-masing spesies protein membran dapat sangat bervariasi.
Berbagai penelitian telah membuktukan
bahwa lipid dan protein tertentu
memperlihatkan difusi lateral di bidang membrannya. Sebagians protein stidak
memperlihatkan difusi lateral karena melekat pada struktur intrasel, misalnya
mikrofilamen. Sebaliknya, gerakan transversal lipid menembus membran
berlangsunng sangat lambat dan belum dibuktikan pada protein.
Struktur Asimetrik Membran
Struktur asimetri bagian dalam-luar membran terbentuk karena lokasi
eksternal karbohidrat yang melekat pada protein membran. Selain itu,
enzim-enzim tertentu terletak hanya dibaian dalam atau luar membran, misalnya
membran dan membran plasma.
Pada membran terdapat struktur asimetri regional, seperti pada tepi
vilosa sel mukosa. Yang lain, seperti yang terdapat pada taut celah (gap
junction), taut erat (tight junction), dan sinaps, menempati bagian membran
yang jauh lebih kecil sehingga membentuk asimetri yang jauh lebih kecil.
Pada fosfolipid juga terdapat struktur asaimetri bagian dalam-luar(transversal).
Fosfolipid yyang mengandung kolin (fosfatidilkolin dan sfingomielin) terletak
terutama di lapisan luar molekul; aminosfosfolipid fosfatidilserin dan
foosfatidiletanolamin) terutama terletak
di lembar bagian dalam. Terdapat mobilitas transversala yang terbatas pada
fosfolipid membran. Pada kenyataannya, fosfolipid dilapisan ganda sintetik memperlihatkan
flip-flop dengan kecepatan yang sangat lambat, separuh asimetri dapat diukur
dalam seminggu.
Enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis fosfoilipid yang terletak di
sisi sitoplasmik vesikel membran mikrosom. Terdapat berbagai trasnlokase
(flippase) yang memindahkan fosfolipid tertentu dari lembar dalam ke lembar
luar). Tampaknya juga terdapat beberapa protein spesifik yang cenderung mengikat
masing—masing fosfolipid di kedua lembar lapisan ganda yang ikut berperan dalam
menentukan distribusi asimetrik molekul-molekul lemak ini. Selain itu,
phospholipid exchange protein mengenali fosfolipid spesifik dan memindahkannya
dari sati membran ke membran yang lain. Dalam kaitannya dengan GSL dan
glikoprotein juga terdapat asimetri; gugus
gula moilekul-molekul ini akan menonjol keluar dari membran plasma dan
tidak terdapat di permukaan dalam.
Membran Mengandung Protein Integral dan Perifer
Protein membran diklasifikasikan menjadi dua jenis: integral dan
perifer. Sebagian perotein membrna termasuk dalam jenis integral, yang berarti
bahwa protein-protein ini berinteraksi secara luas dengan fosfolipid dan
memerlukan detergen untuk melarutkannya. Protein ini biasanya menembus lapisan
ganda lipid. Protein integral biasanya globular dan amfipatik. Protein tersebut
terdiri dari dua ujung hidofilik yang dipisahkan oleh regio hidrofobik dibagian
tengah dab menembus inti hidrofobik lapisan ganda. Protein integral juga
terdistribusi secara asimetris menmebus lapisan ganda membran. Orientasi
asimetrik ini terbentuk ketika protein tersisip
menembus lapisan ganda lipid.
Protein perifer tidak berinteraksi langsung dengan inti hidrofobik
fosfolipid didalam lapisan ganda sehingga tidak memerulkan detergen untuk
membebaskannya. Protein ini terikat secara lemah dengan bagian hidrofilik
protein integral tertentu dan kepala fosfolipid serta dapat dibebaskan dengan
pemberian larutan garam dengan kekuatan ionik yang tinggi.
Membran Artifisial Digunakan untuk mengetahui Fungsi Membran
Dengan tekink-teknik yang tepat dapat dibuat sistem membran
artifisisal. Sistem ini terdiri dari campuran satu atau lebih fosfolipid alamai
atau sintetik yang dapat diproses untuk membentuk vesikel bulat sehingga lipid-lipidnya
membentuk lapisan ganda. Vesikel semacam ini yang dikelilingi oleh lapisan ganda
lipid disebuut liposom
Beberapa keuntungan dan pemakaian sistem membran artifisial dalam
penelitian tentang fungsi membran adalah sebagai berikut:
- Kandungan llipi membran dapat
diubah-ubah dan memungkinkan pemeriksaan sistematis terhadap efek berbagai
komposisi lipid pada fungsi tertentu
- Enzim atau protein membran murni
dapat dimasukkan ke dalam vesikel ini untuk memperkirakan faktor apa yang
dibutuhkan protein agar dapat berfungsi
- Lingkungan siistem ini dapat
dikendalikan secara ketat dan diubah-ubah secara sistematis.
- Ketika dibentuk, liposom dapat dibuat
untuk merangkap senyawa tertentu di dalam dirinya, misalnya obat dan gen.
Model mozaik cair untuk struktur membran yang telah diterima secara
luas
Membran mosaik cair (fluid mosaic model) struktur membran yang
diajukan oleh Sinfer dan Nicholson. Model inni sering disamakan dengan gunung
es yang mengapung di laut dan didominasi oleh molekul fosfolipid. Fosfolipid
mengalami distribusi cepat di bidang membran. Difusi di dalam mbidang membran
yang idsebut dengan difusi lateral dapat berlangsung sangat cepat untuksuatu
fosfolipid; pada kenyataanya dibidang membran satu molekul fosfolipid dapat
bergerak beberapa mikrometer perdetik.
Perubahan dase dan dengan demikian perubahan fluiditas memran sangat
bergantung pada komposisi lipid membran. Pada suatu lapis ganda lipid, rantai
hidrofobik asam lemak dapat tertata atau
terikat sangat rapi sehingga membentuk struktur yang agak kaku. Aeiring dengan
meningkatnya suhu, rantai samping hidrofobik mengalami transisi dari keadaan
teratur, menjadi bentuk mirip cairan dan fluida. Suhu saat struktur mengalami
transisi dari keadaan teratur menjadi tidak teratur disebut suhu transisi (Tm).
Rantai asam lemak yang lebih panjang dan jenuh berinteraksi lebih kuat satu
sama lain melalui rantai hidrokarbonnya yang lebih panjang sehingga nilai Tm
lebih tinggi. Suhu yang lebbih tinggi
diperlukan untuk meningkatkan fluiditas lapisan ganda. Di pihak lain, ikatan
tak jenuh yang terdapat dalam konfigurasi cis cenderung meningkatkan fluiditas
lapisan ganda dengan memnurunkan kepadatan ikatan rantai samping tanpa
mengurangi hidrofobisitas. Fosfolipid membran sel umumnya mengandung paling
sedikit satu asam lemak tak jenuh dengan sedikitnya satu ikatan rangkap cis.
Kolesterol memodifikasi fluiditas membran. Pada suhu dibawah Tm, senyawa
ini terganggu interaksi ekor-ekor hidrokarbon asam lemak sehingga menignkatkan
fluiditas. Pada suhu diatas Tm, kolesterol dapat mengurangi keteracakan karena
senyawa ini lebih kaku dibandingkan dengan ekor hidrokarbon asam lemak dan
tidak dapat bergerak di membran dengan derajat yang sama sehingga dapat
membatasi fluiditas.
Fluiditas membran mempengaruhi fungsi membran secara bermakna. Seiring
dengan meningkatnya fluiditas membran, permeabilitas membran terhadap air dan
molekul hidrofilik kecil lainnya dapat meningkat. Mobilitas lateral
proteinintegral meningkat seiring dengan meningkatnya fluiditas membran. Jika
tempat aktif protein integral yang berperan dalam suatu fungsi hanya terdapat dibagian hidrofiliknya,
perubahan fluiditas mungkin tidak banyak berpengaruh pada aktivitas protein,
namun jika protein berperan dalam fungsi transpor yang komponen transpornya
menembus membran, efek fase lipid dapat mengubah laju transpor secara
signifikan.
Rakit Lipid (Lipid Raft), Kaveol, dan Taut Erat (Tight Junction)
adalah Struktur Khusus Membran Plasma
Membran plasma mengandung struktur khusus yang sifat biokimianya telah
cukup banyak diteliti.
Rakit lipid (lipid raft) adalah baguian denamik membran eksoplasmik
lapisan ganda lipid yang diperkaya oleh kolesterol, sfingolipid, dan protein
tertentu.
Kaveola miungkin berasal dari rakit lipid. Banyak struktur ini
mengandung kaveolin-1, yang mungkin berperan dalam pembentukannya dalam rakit.
Kaveola tampak berbentuk vas di membran sel.
Taut erat (tight junction) adalah struktur lain yang ditemukan pada
permukaan membran. Struktur ini sering terletak dibwah permukaan apikal sel
epitel dan mencegah difusi makromolekul di antara sel. Taut erat ini terdiri
dari berbegai protein, termasuk okludin, berbagai klaudin, dan junctional
adhesion molecules.
Jumlah protein di suatu membran sangat bervariasi mulai kurang dari
selusin retikulum sarkoplasma hingga lebih dari 100 di membran plasma.sebagian
protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan elektroforesis gel poliakriamid
natrium dodesil sulfat (SDSPAGE). Protein adalah sturktur molekul fungsional
utama membran dan membentuk enzim, pompa serta kanal, komponen struktural,
antigen dan reseptro untuk berbagai molekul. Karena setiap membran memiliki
komplemen protein yang berbeda, tidak ada struktur yang khas.
Protein, yang merupakan unsur
molekular sutama dari membran, dapat dibagi dalam dua kelompok. Protein
integral terikat langsung pada lapisan lipd ganda, sedangkan protein perifer
terikat tidak begitu erat pada permukaan membran. Protein perifer yang terikat
secara longgar mudah diekstraksi dari membran sel dengan memakai larutan garam,
sementara protein integral hanya dapat diekstraksi melalui metode khusus yang
menggunakan detergen. Sejumlah protein integral merentangi membran satu kali
atau lebih, dari satu sisi ke sisi yang lain. Oleh sebab itu protein integral
disebut protein transmembran onepass atau multi pass.
Struktur mekroskop elektron
terhadap sediaan fraktur beku menunjukkan bahwa banyak protein integral
tersebar sebagai molekul globular, yang terselip didalam molekul lipid.
Beberapa protein ini hanya sebagian terpendam dalam lapisan lipid ganda,
sehingga protein tersebut dapat keluar dari permukaan dalam dan luar. Protein
lain berukuran cukup besaruntuk melintasi kedua lapis lipid dan menonjol dari
kedua permukaan membran (protein transmembran). Bagian karbohidrat dari
glikoprotein dan glikolipid menonjol dari permukaan luar membran plasma,
karbbohidrat tersebut merupakan komponen penting dari molekul spesifik yang
disebut reseptor yang ikut serta dalam interaksi penting seperti adhesi sel,
pengenalan dan responm terhadap hormon proetein. Seperti lipid, penebaran
protein membran berbeda pada kedua permukaan sel. Karenanya, semua membran
disel adalah asimetris.
Integrasi protein di dalam
lapisan lipid ganda terutama disebabkan oleh interaksi hidrofobik antara lipid
dan asama amino nonpolar pada permukaan luar protein integral. Sejumlah protein
integral tidak terikat secara kaku pada tempatnya dan dapat bergerak di dalam
bidang membran sel. Namun berbeda dengan lipid, kebanyakan protein membran
mempunyai keterbatasan dalam hal difusi lateralnya karena protein tersebut
terlambat pada komponen sitoskeletalnya. Pada kebanyakan sel epiitel, taut
kedap mencegah difusi lateral protein transmembran dan bahkan difusi lipid
membran dil lapisan luar.
Susunan mosaik dari protein
membran, bersama dengan sifat cair lapisan lipid ganda, merupakan dasar mosaik
cair bagi struktur mmembran. Protein transmembran disintesis di retikulum
endoplasma kasar; sintesis molekul proteinn tersebt berlanjut di dalam aparatus
golgi dan protein tersebt berlanjut di dalam vesikel-vesikel ke permukaan sel.
Dengan menggunakan mikroskop
elektron, pada permukaan luar sel terlihat daerah kabur yang kaya karbohidrat
dan disebut glikokaliks. Lapisan ini dibentuk oleh rantai karbohidrat yang
terika dengan protein dan lipid membran dann juga dibentuk oleh glikoprotein
dan proteogllikan yang disekresi sel. Glikokaliks berperan pada pengenalan sel
dan perlekatan pada sel lain dan molekul ekstrasel. Membran plasma adalah
tempat terjadinya pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya. Beberapa ion,
seperti Na+, K+, Ca2+, diangkut melewati
membran sel melalui protein membran integral, yang menggunakan energi dari
hasil perombakan adenosin trifosfat (ATP). Pemindahan massa zat juga terjadi
melalui membran plasma. Pemasukan zat besar-besaran ini dikenal dengan sebagai
endositosis. Istilah yang sesuai untuk pelepasan zat dalam jumlah besar adalah
eksositosis. Akan tetapi, pada tingkat molekuler, eksositosis dan endositosis
adlah berbagai proses yang memanfaatkan berbagai molekul protein.
Penerimaan Sinyal
Sel-sel dalam organsime
multiselular memerlukan komunikasi satu
sama lain untuk mengatur
perkembangannya menjadi jaringan, untuk mengendalikan pertumbuhan dan
pembelahannya, serta mengoordinasikan funngsinya. Banyak sel membentuk tautan
komunikasi yang menyatukan sel-sel yang berdekatan, dan memungkinkan pertukaran ion dan molekul kecil lain. Melalui saluran ini,
yyang juga disebut taut rekah (gap junction), sinyal diteruskan dari sel ke sel
tanpa melalui cairan ekstrasel. Pada keadaan yang lain, sel memperlihatkan
molekul pensinyal yang terikat pada membran yang mempenngaruhi sel lain dengan
kontak fisik secara langsung.
Molekul pemberi sinyal ekstrasel,
atau messenger, memerantai tiga macam komunikasi antar sel. Pada sinyal
endokrin, hormon dibawa dalam darah ke sel sasaran di seluruh tubuh, pada sinyal parakrin, mediator
kimia dengan cepat dimetabolisme sehingga mediator ini hanya bekerja pada sel
setempat, dan pada ssinyal sinaptik, neurotransmiter hanya beekerja pada
sel-sel saraf yang berdekatan melalui kontak khususyanng disebut sinaps. Pada
beberapa keadaan, ssinnyal parakrin, bekerja pada jenis sel yang sama yang
menghasilkan molekul messenger, yaitu fenomena yang disebut penghantaran sinyal
autokrin. Setiap jenis sel dalam tubuh mnegandung seperangkat protein
reseptoryang memungkinkan sel bersepon
terhadap sekelompok molekul komplementer pemberi sinyal dengan cara spesifik
yang terprogram.lloj
Molekul pemberi sinyal mempunyai
kelarutan dalam air yang berbeda-beda.
Molekul pemberi sinyal hidrofobik, seperti hormon tiroid dan steroid,
berdifusimelalui membran plasma sel sasaran dan mengaktivasi protein reseptor
di bagian dalam sel. Sebaliknya, molekul pemberi sinyal hidrofobik, yang
meliputi neurotransmiter, kebanyakan hormon, dan mediator kimia setempat
(sinyal parakrin), mengaktivasi protein reseptor pada permukaan sel sasaran.
Reseptor-reseptor tersebut, yang merentangi membran sel, menyampaikan informasi
ke sederetan sel perantara intrasel yang akhirnya dalam sel sitoplasma atau sel
nukleus. Messenger hidrofilik antarsel yang banyak itu tergantung pada protein
membran yang mengarahkan arus informasi daris reseptor ke bagian sel lainnya.
Di antara protein yang paling banyak
diteliti itu adalah protein G, yang disebut demikian karena terikat pada
nukleotida guanin. Begitu messenger pertama (hormon, neurotransmiter, sinyal
parakrin) terikat pada sebuah reseptor, terjadi perubahan bentuk di dalam
reseptor; hal ini, selanjutnya, mengaktivasi kompleks G-guanosin difosfat.
Pertukaran guanosin difosfat-guanosin trifosfat membebaskan subunit α dari protein G, yang bekerja pada
perantara lain yang terikat pada membran
dan disebut efektor. Seringkali, efektor merupkan enzim yang mengkonnversi
molekul prekursor inaktif menjadi messenger sekunder yang aktif, yang dapat
membawa sinyal melewati membran sel. Messenger sekunder memicu sederetan reaksi
molekuler yang menimbulkan perubahan perilaku sel.
Sumber Pustaka
Biokimia Harper
Buku Ajar Histologi Kedokteran