Viamin adalah kelompok nutrien organik yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil untuk berbagai funngsi biokimia dan umumnya tidak dapat disintesis
oleh tubuh sehingga harus dipasok dari
makanan.
Vitamin larut lipid
adalah senyawa hidrofobik yang dapat diserap secara efisien hanya jika
penyerapan lemak berlangsung normal. Seperti lipid llain, bvitamin ini diangkut
dalam darah dalam bentuk lipoprotein atau melekat pada protein pengikat
spesifik. Vitamin kelompok ini memiliki beragam fungsi, misalnya vitamin A
untuki penglihatan dan diferensiasi sel, vitamin D untuk metabolisme kalsium
dan fosfat serta diferensiasi sel, vitamin E untuk antioksidan, dan vitamin K
untuk pembekuan darah. Selain diet yang tidak adekuat, penyakit yang
mempengaruhi pencernaan dan penyerapan vitamin larut air, misalnya steatore dan penyakit sistem empedu, dapat
menyebabkan sindrom defisiensi vitamin, termasuk buta senja dan xeroftalmia
(vitamin A), rakitis pada anak dan osteomalasia
pada dewasa (vitamin D),gangguan neurologis dan anemia hemolitik pada
neonatus(vitamin E), dan pendarahan pada neonatus (Vitamin K).
Elemen mineral organik yang memilki fungsi di dalam tubuh
harus tersedia dalam makanan. Jika
asupan kurang memadai, dapat muncul tanda-tanda defisiensi, seperti anemia
(besi), kretinisme dan gondok (iodium). Sebaliknya jika berlebihan akan
menunjukkan gejala toksisitas.
Penentuan Kebutuhan Mirkonutrien bergantung pada Kriteria
Kecukupan yang Dipilih
Untuk setiap zat gizi, terdapat kisaran asupan antara hal
yang jelas inadekuat yang menyebabkan keadaan defisiensi klinis, dan hal yang
jauh melebihi kapasitas metabolik tubuh sehingga timbul gejala—gejala
toksisitas. Di antara kedua keadaan ekstrim ini terdapat tingkat asupan yang
cukup untuk kesehatan normal dan untuk mempertahankan integritas metabolik.
Kebutuhan akan nutrien tidak sama walaupun dihitung berdasarkan ukuran tubuh
danm pengeluarna energi. Rentang kebutuhan individual berkisar hingga 25% dari
angka rata-rata. Oleh karena itu, untuk menilai kecukupan diet, perlu dibuat
suatu tingkat asupan yang cukup tinggi untuk memastikan bahwa tidak terjadi
defisiensi atau risiko toksisitas. Jika dianggap kebutuhan individual secara
statistik berdistribusi normal di sekitar kebutuhan rerata yang diamati, kisaran
kurang lebih 2 × simppang baku (standard deviation, SD) di sekitar rerata
akan mencakup 95% kebutuhan populasi.
Vitamin adalah Sekelompok Senyawa Heterogen dengan
Berbagai Fungsi Metabolik
Suatu vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik yang
harus ada pada diet dalam jumlah kecil untuk mempertahankan integritas
metabolik normal. Defisiensi vitamin
menyebabkan penyakit spesifik yang dapat disembuhkan atau dicegah hanya dengan memperbaiki
kandungan vitamin yang bersangkutan dalam diet. Namun vitamin D yang dibentuk
oleh kulit setelah pajanan sinar matahari dan niasin yang dibentuk oleh asam amino triptofan tidak memenuhi definisi tersebut.
VITAMIN LARUT LIPID
Dua Kelompok Senyawa Memilki Aktivitas
Vitamin A
Retinoid terdiri dari retinol, retinal dehid dan asam
retinoat (vitamin A jadi hany ditemukan dalam makanan yang berasal dari
hewani); karotenoid yan g terdapat pada tumbuhan terdiridari karoten dan
senyawa terkait , banyak yang merupakan prekursor vitamin A karena senyawa-senyawa ini dapat diuraikan untuk
menghasilkan retinaldehida, kemudian retinol dan asam retinoat. α-,β,γ-
karoten seharusnya menghasilkan dua retinol, namun dalam praktiknya tidak
demikian, 6 µg β-karoten setara dengan 1 µg retinol jadi. Oleh karena itu,
jumlahtotal vitamin A dalam makanan dinyatakan sebagai mikrogram ekuivalen
retinol. β-karoten dan karotenodi provitamin A lainnya diuraikan di mukosa usus
oleh karoten dioksigenase, mengahasilkan retinaldehida yang direduksi menjadi
retinol, diesterifikasi dan disekresikan dalam kilomikron bersama dengan
ester-ester yang dibentuk dari retinol makanan. Aktivitas kariten dioksigenase
di usus rendah sehingga dalam sirkulasi dapat muncul β-karoten dalam jummlah
yang relatif besar. Sementara bagian utama yang diserang oleh karoten dioksigenase juga terjadi,
menghasilkan pembentukan 8’-,10’-, dan 12’-apo-karotenal, yang dioksidasi
menjadi asam retinoat, tetapi tidak dapat digunakan sebagai sumber retinol atau
retinaldehida.
Vitamin A Memiliki Fungsi dalam Penglihatan
Di retina, retinaldehida berfungsi sebagai gugus prostetik protein
opsin peka sinar, yang membentuk rodopsin (pada sel batang) dan iodopsin (pada
sel kerucut). Semua sel kerucut mengandung hanya satu tipe opsin, dan hanya
peka terhadap satu warna. Ddi epitel pigmen retina, all-trans-retinol mengalami
isomerisasi menjadi 11-cis-retinol dan dioksidasi menjadi 11-cis-retinaldehida.
Senyawa ini bereaksi dengan residu lisin
di opsin, membentuk holoprotein rodopsin. Penyerapan siinar oleh rodopsin
menyebabkan isomerisasi retinaldehida dari 11-cis menjadi all-trans, dan
perubahan bentuk opsin. Hal ini menyebabkan pembebasan retinaldehida dari protein, dan impuls saraf.
Penyusunan bentuk awal rodopsin yang tereksitasi, yaitu batorodpsin terjadi
dalam proses iluminasi selama prikodetik. Kemudian terjadi serangkaian
perubahan struktur yang menyebabkan
terbentuknya metarodopsin II, yang memicu suatu kaskade penguatan
nukleotida guann dan kemudian impuls saraf. Tahap terakhir adalah hidrolisis
untuk membebaskan all-transretinaldehida dan opsin. Kunci dalam inisiasi siklus
penglihatan adalah ketersediaan 11-cis-retinaldehida dan begitupula dengan
vitamin A. Pada keadaan defisiensi, baik waktu untuk beradaptasi ke keadaan
gelap maupun kemampuan untuk melihat di cahaya menjadi temaram terganggu.
Asam Retinoat Berperan dalam Regulasi Ekspresi Gen dan
Diferensiasi Jaringan
Peran besar vitamin A adalah mengontrol diferensiasi dan
penggantian sel. Asam all-trans-retinoat dan asam 9-cis-retinoat mengatur
pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan; keduanya memiliki efek
yang berbeda di jaringan yang berbeda. Seperti hormon tiroid dan steroid serta
vitamin D, asam retinoat berikatan dengan reseptor DNA dan mengatur transkripsi
gen spesifik. Terdapat dua famili reseptor retinoid nukleus; reseptor asam
retinoat mengikat asam all-trans-retinoat atau asam 9-cis-retinoat, dan
reseptor retinoid X mengikat asam 9-cis-retinoat. Reseptor retinoid X juga
membentuk dimer aktif dengan berbagai reseptor hormon di nukleus.
Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan terpenting yang
dapat dicegah. Tanda paling awal defisensi ini adalah kurangnya kepekaan
terhadap sinyal hijau yang diikuti dengan gangguan beradaptasi dengan cahaya
temaram, dan diikuti dengan buta senja. Defisiensi yang berkepanjangan akan
menyebabkan xeroftalmia, keratinasi
kornea dan kebutaan. Vitamin A juga berperan penting dalam diferensiasi sistem
imun, dan bahkan defisiensi ringan menyebakan peninkatan kerentanan terhadap
infeksi. Sintesis protein pengikat retinol juga berkurang sebagai respon
terhadap infeksi (protein ini adalah suatu protein fase akut negatif), yang
mengurangi konsentrasi vitamin dalam sirkulasi
dan semakin memperlemah respon imun.
Kelebihan Vitamin A Bersifat Toksik
Kapasitas tubuh untuk memetabolisme vitamin A hanya terbatas, dan
asupan syang berlebihan dapat menyebabkan penimbunan yang melebihi kapasitas
protein pengikat sehingga vitamin A dalam bentuk tidak terikat merusak
jaringan. Gejala toksisitas berpengaruh
pada susunan saraf pusat (nyeri kepala, mual, ataksia dan anoreksia, semuanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan serebrospinal), hati(hepatomegali disertai
perubahan histologis dan hiperlipidemia); homeostasis kalsium (penebalan tulang
panjang, hiperkalsemia, dan kalsifikasi jaringan lunak), dan kulit (kekeringan
berlebihan, deskuamasi dan alopesia).
Vitamin D adalah Suatu Hormon
Vitamin D bukan hanya vitamin karena senyawa ini dapat disintesis
di kulit, dan paa kebanyakan kondisi hal tersebut merupakan sumber utama
vitamin D. Sumber dari makanan hanya diperlukan jika pajanan terthadap matahari
kurang memadai. Fungsi utama vitamin D adalah pengatur penyerapan kalsium dan
homeostasis, sebagian kerja vitamin ini diperantarai oleh reseptor nukleus yang
mengatur ekspresi gen. Defisiensi, yang menyebabkan rakitis pada anak dan
osteomalasia pada dewasa, terus menjadi masalah kesehatan di belahan bumi
utara, di mana pajanan matahari kurang memadai.
Vitamin D Disintesis Di Kulit
7-Dehidrokolesterol (suatu zat perantara dalam sintesis kolesterol
yang menumpuk di kulit) mengalami reaksi
nonenzimatik jika terpajan oleh sinar ultraviolet, yang menghasilkan vitamin D.
Pravitamin D menjalani reaksi lebih lanjut dalam waktu beberapa jam untuk
membentuk kolekalsiferol yang diserap dalam aliran darah.di daerah yang beriklim sedang,
konsentrasi vitamin D plasma paling tinggi pada akhir musim panas dan paling
rendah pada akhir musim dingin.
Vitamin D Dimetabolisme Menjadi Metabolit Aktif, Kalsitriol, di
Hati dan Ginjal
Kolekalsiferol, baik yang disintesis dikulit maupun dari makanan,
mengalami dua kali hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit aktif,
1,25-dihidroksivitamin D atau kalsitriol. Ergokalsiferol dari makanan yang
diperkaya mengalami hidroksilasi serupa untuk menghasilkan erkalsitriol. Di
hati, kolekasiferol dihidroksilasi menjadi bentuk turunan 25-hidroksi, yaitu
kalsidiol. Senyawa ini dibebaskan ke sirkulasi dalam keadaan terikat pada
globulin pengikat vitamin D yang merupakan bentuk simpanan utama vitamin ini.
Di ginjal, kalsidiol mengalami 1-hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit
aktif 1,25-dihidroksi-vitamin D (kalsitriol), atau 24-hidroksilasi untuk menghasilkan metabolit yang mungkin
inaktif, 24,25-dihidroksivitamin D (24-hidroksikalsidiol)
Metabolisme Vitamin D Mengatur dan Diatur oleh Homeostasis Kalsium
Fungsi utama vitamin D adalah mengontrol homeostasis kalsium, dan
selanjutnya, metabolisme vitamin D diatur oleh faktor-faktor yang berespon
terhadap konsentrasi kalsium dan fosfat plasma. Kalsitriol bekerja untuk
mengurangi sintesis dirinya sendiri dengan menginduksi 24-hidroksilase dan
menekan 1-hidroksilase di ginjal. Fungsi utama vitamin D adalah mempertahankan
konsentrasi kalsium plasma. Kalsitriol mencapai hal ini melalui tiga cara:
senyawa ini meningkatkan penyerapan kalsium diusus, senyawa ini mengurangi
ekskresi kalsium dan senyawa ini memobilisasi mineral tulang. Selain itu,
kalsitriol berperan dalam sekresi
insulin, sintesis dan sekresi hormon paratiroid dan tiroid, inhibisi
pembentukan interleukin oleh limfosit T aktif dan imunoglubulin oleh limfosit T
aktif dan imunoglubulin oleh limfosit B aktif, diferensiasi sel prekursor
monosit, dan modulasi proliferasi sel. Pada kebanyakan efek ini, vitamin D
berfungsi layaknya suatu hormon steroid,
berikatan dengan reseptor di nukleus dan mmeningkatkan ekspresi gen meskipun
senyawa ini juga memiliki efek cepat pada mengangkut kalsium di mukosa usus.
Defisiensi Vitamin D Mengenai Anak dan Dewasa
Pada penyakit defisiensi Vitamin D rakitis, tulang anak kekurangan
mineral akibat buruknya penyerapan kalsium. Masalah serupa timbul akibat
defisiensi waktu lonjakan pertumbuhan di masa remaja. Osteomalasia pada orang
dewasa terjadi akibat demineralisasi
tulang, terutama pada wanita yang jarang terkena sinar matahari, sering
terjadi setelah beberapa kali hamil. Meskipun vitamin D esensial bagi
pencegahan dan pengobatan osteomalasia pada usia lanjut, namun tidak banyak
bukti yang menunjukkan bahwa vitamin ini bermanfaat untuk mengobati
osteoporosis.
Kelebihan Vitamin D Bersifat Toksik
Sebagian bayi peka terhadap asupan vitamin D serendah 50 µg/hari
sehingga terjadi peningkatan konsentrasi
kalsium di plasma. Keadaan ini dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah,
peningkatan tekanan darah, dan kalsinosis –kalsifikasi jaringan lunak. Meskipun
asupan berlebihan vitamin D bersifat toksik, pajanan berlebihan terhadapa sinar
matahari tidak mennyebabkan keracunan vitamin D karena terbatasnya
kapasitas untuk membentuk prekursor
vitamin tersebut, 7-dehidrokolesterol,
dan pajanan berkepanjangan pravitamin D oleh sinar matahari menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa inaktif.
Vitamin E
Belum ada fungsi khas vitamin E yang disepakati secarategas.
Vitamin berfungsi sebagai antioksidan larut lipid di membran sel, tempat dari
banyak fungsinya dapat dilakukan oleh antioksidan sintetik, dan penting dalam
menjaga fluiditas membran sel. Senyawa
ini juga memiliki dalam pembentukan sinyal sel. Vitamin E adalah nama generik
untuk dua famili senyawa, tokoferol dan tokotrienol. Berbagai vitamer berbeda
memilki potensi biologis berbeda, dan yan g paling aktif adalah D-α-tokoferol.
DL-α-tokoferol sintetik tidak memiliki potensi biologis yang sama dengan
senyawa alami.
Vitamin E adalah Antioksidan Larut Lipid Utama di Membran Sel dan
Lipoprotein Plasma
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan pemutus rantai
yang menangkap radikal bebas di memran sel dan lipoprotein plasma dengan
bereaksi dengan radikal peroksida lipid
yang dibentuk oleh peroksida asam lemak tak jenuh ganda. Produk radikal
tokoferoksil relatif tidak reaktif, dan akhirnya membentuk senyawa non radikal.
Umumnya, radikal tokoferoksil direduksi kembali menjadi tokoferol oleh reaksi
dengan vitamin C dari plasma. Radikal monodehidroaskorbat yang terbentuk
kemudian mengalami reaksi enzimatik atau nonezimatik untuk menghasilkan
askorbat dan dehidroaskorbat yang keduanya bukan merupakan radikal.
Stabilitasn radikal bebas tokoferoksil memilki arti bahwa senyawa
ini dapat terus masuk kedalam sel dan berpotensi memicu suatu reaksi berantai. Oleh
karena itu, vitamin E juga dapat, seperti antioksidan lain, memiliki efek
prooksidan, terutama pada konsentrasi tinggi. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa, meskipun studi-studi membuktikan adanya keterkaitan antara konsentrasi
vitamin E dalam darah dan penurunan insiden aterosklerosis, ujiuji klinis
dengan vitamin E dosis tinggi tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Defisiensi Vitamin E
Pada hewan percobaan, defisiensi vitamin E menyebabkan resorpsi janin
dan atrofi testis. Defisiensi vitamin E dalam makanan pada manusia tidak
diketahui meskipun pasien dengan malabsorbsi lemak berat, fibrosis kistik, dan
beberapa bentuk penyakit hati kronik mengidap
defisiensi karena mereka tidak mampu menyerap vitamin atau mengankutnya,
yang memperlihatkan kerusakan saraf dan membran otot. Bayi prematur lahir
dengan cadangan vitamin yang kurang memadai. Membran eritrosit sangat rapuh
akibat peroksidasi sehingga terjadi anemia.
Vitamin k Dibuituhkan Untuk Membentuk Berbagai Protein Pembekuan
Darah
Vitamin K ditemukan sebagai hasil penelitian terhadap penyebab gangguan perdarahan,
penyakit perdarahan padam hewan ternak dan ayam yang diberi makan diet bebas
lemak. Faktor yang hilang dalam makanan ayam tersebut adalah vitamin K,
sementara makanan ternak tersebut mengandung dikumarol, suatu antagonis vitamin
tersebut. Antagonis vitamin K digunakan untuk mengurangi koagulasi darah pada
pasien yang beresiko mengalami trombosis, antagonis yang paling sering
digunakan adalah warfarin.
Tiga senyawa yang memiliki aktivitasbiologis vitamin K: Kuinolon,
yang terdapat normal dalam sumber makanan, sayuran hijau; menakuinon, yang
disintesis oleh bakteri usus, dengan pnjang rantai sampingyang
berbeda-beda;serta menadion dan menadiol diasetat, senyawa buatan yang dapat
dimetabolisme menjadi filokuinolon. Menakuinon diserap dalam jumlah manakuinon yang aktivitas
biologisnya dapat menginduksi tanda-tanda defisiensi vitamin K dengan hanya
pemberian diet rendah-filokuinolon tanpa menghambat kerja bakteri usus.
vitaminK adalah Koenzim untuk Karboksilasi Glutamat dalam
Modifikasi Pascasintesis Protein Pengikat Kalsium
Vitamin K adalah kofaktor untuk karboksilasi residu glutamat pada
modifikasi pascasintesis protein untuk membentuk asam amino tak lazim
γ-karboksiglutamat. Pada awalnya, vitamin K hidrokuinon dioksidasi menjadi epoksida,
yang menghasilkan sebuah residu glutamat
di di substrat protein menjadi sebuah karbanion, yang bereaksi secara
nonenzimatis dengan karbondioksida untuk memebentuk γ-karboksiglutamat. Vitamin
K epoksida direduksi menjadi kuinon oleh reduktase yang peka warfarin,, dan
kuinon direduksi menjadi hidrokuinon
aktif oleh reduktase peka warfarin yang sama atau suatu reduktase kuinon yang
tidak peka warfarin. Dengan adanya warfarin, vitamin epoksida tidak dapat
direduksi, tetap menumpuk dan diekskresikan. Jika vitamin K (sebagai kuinon)
terdapat dalam diet dengan jumlahyang cukup, vitamin K ini dapat direduksi
menjadi hidrokuinon aktif oleh enzim yang insentif warfarin, dan karboksilasi
dapat berlanjut, dengan pemakaian stoikiometrik vitamin K dan ekskresi
epoksida. Vitamin K dosis tinggi adalah antidotum untuk keracunan warfarin.
Protrombin dan beberapa protein lain pada sistem pembekuan darah
(faktor VII, IX, dan X, dan protein S dan C) masing-masing mengandung 4-6
residu γ—karboksiglutamat.
-karboksiglutamat mengikat ion kalsium
sehingga protein –protein pembekuan darah dapat berikatan dengan membran. Pada
defisiensi vitamin K, atau dengan adanya warfarin, suatu prekursor abnormal
pretrombin yang tidak atau sedikit mengandung γ-karboksiglutamat, dan tidak
dapat mengikat kalsium, akan dilepaskan dalam sirkulasi.
Vitamin K Juga Penting dalam Sintesis Protein Pengikat Kalsium
Tulang
Terapi warfarin pada wanita hamil dapat menyebabkan kelainan
tulang dan janin. Di tulang terdapat dua protein yang mengandung gama
karboksiglutamat, osteokalsin, dan matriks tulang Gla. Osteokalsin juga
mengandung hidroksiprolin sehingga pembentukannya bergantung pada vitamin K dan
C; selain itu sintesisnya juga diinduksi oleh vitamin D. Pembebasan osteokalsin
ke dalam sirkulasi menunjukkan indeks status vitamin D.
VITAMIN LARUT AIR
Vitamin B1 (tiamin) Berperan Penting dalam Metabolisme Karbohidrat
Tiamin memiliki peran sentral dalam metabolisme karbohidrat.
Tiamin difosfat adalah koenzim untuk tiga kompleks enzim yang mengatalisis
reaksi karboksilasi oksidatif; piruvat dehidrogenase dalam metabolisme
karbohidrat, alfaketoglutarat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, dan asam
ketodehidrogenase rantai bercabang pada metabolisme leusin, isoleusin dan
valin. Pada masing-masing kasus, tiamin difosfat menyediakan menyediakan sebuah
karbon reaktif pada gugus tiazol yang membentuk suatu karbanion, yang kemudian
menambah gugus karboknil. Senyawa tambahan kemudian mengalami dekarboksilasi
dan mengeluarkan CO2. Tiamin trifosfat juga merupakan koenzim untuk
transketolase, pada jalur pentosa fosfat.
Tiamin difosfat memliki peran dalam hantaran saraf; senyawa ini
memfosforilasi kanal klorida di membran saraf.
Defisiensi Tiamin Memperngaruhi Sistem Saraf dan Jantung
Defisiensi vitamin dapat menyebabkan tiga sindrom tersendiri: suatu
neuritis perifer kronik, beri-beri, yang dapatberkaitan atau tidak dengan gagal
jantung dan edema; beriberi pernisiosa akut
dengan gejala yang perdominan berupa gagal jantung dan kelainan
metabolik tanapa neuritis perifer; dan enselopati Wernicke disertai psikosis
korsakoff, yang terutama berkaitan dengan penyalahgunaan alkohol dan narkotik.
Peran tiamin difosfat dalam piruvat dehidrogenase memiliki arti bahwa pada
defisiensi terjadi gangguan perubahan priruvat menjadi asetil KoA. Pada orang
dengan diet karbohidrat yang relatif tinggi, hal ini menyebabkan peningkatan
kadar laktat dan piruvat plasma, yang menyebabkan assidosis laktat yang
mengancam jiwa.
Status Nutrisi Tiamin dapat Dinilai dari Pengaktivan Transketolase
Eritrosit
Pengaktivan apo-transketolase yang terdapat pada produk hasil
lisis eritrosit oleh penambahan tiamin difosfat secara invitro telah dijadikan
indeks status nutrisional tiamin.
Vitamin B2 (Riboflavin) Berperan Penting dalam Metabolisme
Penghasil Energi
Riboflavin menyediakan gugus-gugus reaktif koenzim flavin
mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD). FMN dibentuk oleh
fosforilasi riboflavin dependen ATP, sementara FAD disintesis oleh reaksi lebih
lanjut dengan ATP dengan gugus AMP yang dipindahkan ke FMN. Sumber utama
riboflavin dalam makanan adalah susu dan produk susu. Selain itu, karena
warnanya yang kuning terang, riboflavin sering digunakan sebagai zat aditif
makanan.
Koenzim Flavin adalah Pembawa Elektron dalam Reaksi Oksireduksi
Reaksi-reaksi ini mencakup rantai respiratorik mitokondria,
enzim-enzim kunci dalam oksidasi asam lemak dan asam amino, dan siklus asam
sitrat. Reoksidasi flavin tereduksi dalam oksigenase dan oksidase fungsi
campuran berlangsung melalui pembentukan radikal flavin dan flavin hidroperoksida,
disertai pembentukan intermediat radikal superoksida dan perhidroksil serta
hidrogen peroksida. Oleh karena itu, flavin oksidase berperan signifikan dalam
stres oksidan total di tubuh.
Defisiensi Riboflavin Banyak Dijumpai, tetapi Tidak Mematikan
Meskipun riboflavin berperan sentral dalam metabolisme lipid dan
karbohidrat, dan defisiensi riboflavin di banyak negara, namun defisiensi ini
tidak mematikan karena penghematan riboflavin di jaringan sangat efisien.
Defisiensi riboflavin ditandai oleh keilosis, deskuamasi peradangan lidah,
dandermatitis seborik. Status gizi riboflavin dinilai dengan mengukur
pengaktivan glutation reduktase eritrosit oleh FAD yang ditambahkan in vitro.
Niasin
Niasin ditemukan sebagai nutrien sewaktu penelitian tentang
pelagra dilakukan. Niasin bukan suatu vitamin sejati karena dapat disintesis
dalam tubuh dari asam amino esensial triptofan,. Dua senyawa, asam nikotinat
dan nikotinamida, memiliki aktivitas biologis niasin, fungsimetaboliknya adalah
sebagai cincin nikotinamida pada koenzim NAD dan NADP dalam reaksi oksidasi
atau reduksi. Sekitar 60mg triptofan setara dengan 1mg niasin dalam makanan.
NAD adalah Sumber ADP-Ribosa
Selain perannya sebagai koenzim, NAD adalah sumber ADP ribosa
untuk ADP-ribolisasi protein dan poliADP ribolisasi nukleoprotein yang
berperann dalam mekanisme perbaikan DNA.
Pelagra Disebabkan oleh Defisiensi Triptofan dan Niasin
Pelagra ditandai oleh dermatitis fotosensitif. Seiring dengan
perkembangan penyakit, timbul demensia dan mungkin diare. Pelagra yang tidak
diobati menyebabkan kematian. Meskipun etiologi nutrisional pelagra telah
dipastikan, dan triptofan atau niasin mencegah atau menyembuhkan penyakit ini,
namun faktor tambahan, termasuk defisiensi riboflavin atau vitamin B6 dapat
berperan penting. Pada sebagian besar ledakan kasus pelagra, wanita dua kali
lebih banyak dibandingkan dengan pria, yang mungkin diakibatkan inhibisi
triptofan olehmetabolit-metabolit estrogen.
Niasin Bersifat Toksik Jika Berlebihan
Asam nikotinat digunakan untuk mengobati hiperlipidemia dan jika
digunakan dalam kisaran 1-6 g/hari dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah
dan flushing serta iritasi kulit. Asupan asam nikotinat dan nikotiamida yang
melebihi 500 mg/hari juga menyebabkan kerusakan hati.
Vitamin B6 Penting dalam Metabolisme Asam Amino dan Glikogen, juga
dalam Kerja Hormon Steroid
Terdapat enam senyawa yang memiliki aktivitas vitamin
B6:piridoksin, piridoksal, piridoksamin, dan turunan 5-fosfatnya. Koenzim aktif
adalah piridoksal 5 fosfat. Sekitar 80% vitamin B6 total dalam tubuh adalah
piridoksal fosfat diotot, sebagian besar berkaitan dengan glikogen fosforilase.
Bentuk ini tidak dapat digunakan pada keadaan defisiensi, tetapi dibebaskan jika
terjadi kelaparan, saat cadangan glikogen terkuras, dan kemudian dapat
digunakan, terutama di hati dan ginjal untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
glukoneogenesis dari asam amino.
Vitamin B6 Memiliki Beberapa Peran dalam Metabolisme
Piridoksal fosfat adalah suatu koenzim bagi banyak enzim yang
terlibat dalam metabolisme asam amino, khususnya transaminasi dan
dekarboksilasi. Vitamin ini juga
merupakan kofaktor glikogen fosforilase, dan gugus fosfat penting untuk
katalisis. Selain itu, B6 penting bagi kerja hormon steroid. Piridoksal fosfat
mengeluarkan kompleks hormon-reseptor dari ikatan dengan DNA dan menghentikan
kerja hormon. Pada defisiensi vitamin B6, terjadi peningkatan kepekaan terhadap
kerja estrogen, androgen, kortisol, dan vitamin D konsentrase rendah.
Defisiensi Vitamin B6 jarang Dijumpai
Meskipun gejala klinis
defisiensi jarang dijumpai, namun terdapat bukti bahwa cukup banyak
orang yang status vitamin B6-nya original. Defisiensi tingkat sedang
menyebabkan kelainan metabolisme triptofan dan metionin. Peningkatan kepekaan
terhadap kerja hormon steroid mungkin ppenting
dalam pembentukan kanker dependen hormon pada payudara, uterus, dan
prostat, dan status vitamin B6 mungkin mempengaruhi prognosis.
Vitamin B12
Istilah vitamin B12 digubakan
sebagai penjelasan umum bagi golongan kobalamin yaitu golongan korinoid
dengan aktivitas biologis vitamin. Sebagai
korinoid yang merupakan faktor pertumbuhan bagi mikroorganisme tidak hanya memiliki
aktivitasvitamin B12, tetapi mungkin juga bersifat antimetabolit terhadap
vitamin. Walaupun disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme, pada
kenyataannya vitamin B12 hanya ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewani
dan tidak ada tumbuhan yang merupakan sumber vitamin ini. Hal ini berarti bahwa vegetarian ketat beresiko defisiensi
vitamin B12. Sejumlah kecil vitamin yang dibentuk oleh bakteri di permukaan
buah mungkin memadai untuk memenuhi kebutuhan, tetapi preparat vitamin B12 yang
dibuat melalui fermentasi bakteri sudah tersedia.
Penyerapan Vitamin B12 Memerlukan Dua Protein Pengikat
Vitamin B12 diserap dalam keadaan terikat pada faktor intrisik,
suatu glikoprotein kecil yang disekresikan oleh sel parietal mukosa lambung.
Asam lambung dan pepsin membebaskan vitamin dari ikatan dengan protein dalam makanan
dan menyebabkan vitamin dapat berikatan dengan kobalofilin, suatu protein
pengikat yang disekresikan di air liur. Di duodenum, kobalofilin mengalami
hidrolisis sehingga vitamin dibebaskan untuk berikatan dengan faktor intrisik.
Oleh karena itu, insufisiensi pankreas dapat menjadi faktor dalam timbulnya
defisiensi viramin B12, yang menyebabkan ekskresi vitamin B12 yang terikat pada
kobalofilin. Faktor intrisik hanya mengikat vitamer vitamin B12 aktif dan bbukan korinodi lain. Vitamin B12
diserap dari sepertiga distal ileum
melalui reseptor yang mengikat kompleks faktor intrisik vitamin B12, tetapi
tidak mengikat faktor intrisik atau
vitamin dalam bentuk bebas.
Terdapat Tiga Enzim dependen Vitamin B12
Metilmalonil KoA mutase, leusin aminomutase dan metionin sintase
adalah enzim dependen pada vitamin B12. Metilmalonil KoA dibentuk sebagai zat
perantara dalam katabolisme valin dan oleh karboksilasi proprionil KoA yang berasal dari ketabolisme isoleusin,
kolesterol,dan asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil. Senyawa ini juga
terbentuk secara langsung dari propironat, produk utama fermentasi mikorba
dalam hewan pemamah biak. Metilnalonil KoAmengalami penyusunan kembali yang
dependen vitamin B12 menjadi suksinil
KoA, yang dikatalisis oleh metilmalonil KoA mutase. Aktivitas enzim ini sangat
berkurang pada defisiensi Vitamin B12,
yang menyebabkan akumulasi metilmalonil KoA dan ekskresi asam metilmalonat
dalam urine, yang menjadi alat untuk
menilai status nutrisional vitamin B12
Defisiensi Vitamin B12 Menyebabkan Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa terjadi jika defisiensi vitamin B12 mengganggu
metabolisme asam folat yang menyebabkan defisiensi fungsional. Hal ini
mengganggu eritropoiesis sehinggam prekursor imatur eritetrosit dibebaskan kedalam sirkulasi (anemia
megaloblastik). Penyebab tersering anemia pernisiosa adalah kegegalan
penyerapan vitamin B12 dibandingkan dengan defisiensi dari makanan. Hal ini
dapat terjadi akibat gangguan sekresi faktor intrisik akibat penakit autoimun
yang menyerang sel parietal atau karena terbentuknya antibodi antifaktor
intrisik.
Terdapat Banyak Bentuk Folat dalam Makanan
Bentuk aktif asam folat (pteroil glutamat) adalah tetrahidrofolat.
Folat dalam makanan dapat memiliki hingga tujuh residu glutamat tambahan yang
dihubungkan oleh ikatan γ-peptida. Tingkat penyerapan berbagai bentuk folat ini
bervariasi, dan asupan folat dihitung sebagai ekivalen folat dalam makanan
jumlah µg folat makanan + 1,7×µg asam
folat.
Tetrahidrofolat Adalah
Pembawa Unit kerbon
Tetrahidrofolat dapat membawa fragmen-fragmen satu kerbon
yang melekat pada N-5 (gugus formil atau metil), N-10 (formil), atau jembatan
N-5, N-10 (gugus metilen atau metenil). 5-formil-folatetrahidrofolat
lebihstabil dari pada folat sehingga digunakan dalam farmasi (dikenal dengan
asam folinat) atau senyawa sintetik/rasemat (leukovorin). Titik masuk utama
untuk fragmen satu karbon ke dalam folat
adalah metilen-tetrahidrofolat yang dibentuk oleh reaksi glisin, serin, dan
kolin dengan tetrahidrofolat. Serin adalah sumber terpenting folat subtitusi
untuk reaksi biosintetik, dan aktivitas serinn hidroksimetiltransferase diatur
oleh status subtitusi folat dan ketersediaan folat. Reaksi ini bersifat
reversibel, dan di hati dapat membentuk serin dari glisin sebagai substrat
untuk glukoneogenesis. Metilen-,metenil-, dan 10-formil-tetrahidrolat dapat
saling dikonversi. Jika folat satu karbon tidak diperlukan, terjadi oksidasi tetrahidrofolat untuk menghasilkan
karbondioksida yang berfungsi mempertahankan kompartemen folat bebas.
Inhibitor Metabolisme Folat Digunakan Sebagai Obat
Antibakteri, Antimalaria, dan Kemoterapi Kanker
Metilasi deoksiuridin monofosfat (dUMP) menjadi timidin
monofosfat (TMP), yang dikatalisis oleh timidilat sintase, esensial untuk
membentuk DNA. Fragmen satu kerbon metilen-tetrahidroffolat direduksi menjadi
gugus metil disertai pembebasan dihidrofolat yang kemudian direduksi kembali
menjadi tetrahidrofolat oleh dihidrofolat reduktase. Timidilat sintase dan
dihidrofolat reduktase terutama aktif di jaringan yang laju pembelahan selnya
tinggi. Metroteksat, suatu analog 10-metil-tetrahidrofolat, mengahambat
dihidrofolat reduktase dan digunakan sebagai obat antikanker. Dihidrofolat
reduktase pada sebagian bakteri dan parasit
berbeda dari enzim yang terapat pada manusia, inhibitor enzim-enzim ini dapat
digunakan sebagai obat antibakteri dan obat antimalaria.
Defisiensi Vitamin B12 Menyebabkan Defisiensi Folat
Fungsional
Jika berfungsi sebagai donor metil, S-adenosil metionin
membentuk hemosistein, yang dapat mengalami remetilasi oleh
metil—tetrahidrofolat dan dikatalisis oleh metionin sintase, suatu enzim
dependen vitamin B12. Karena reduksi metilen tetrahidrifolat menjadi metil tetrahidrofolat bersifat ireversibel da
sumber utama tetrahidrofolat untuk jaringan adalah metil tetrahidrofolat, oeran
metionin sintase menjadi vital, dan merupakan penghubung antara fungsi folat
dan vitamin B12. Gangguan metionin sintase pada defisiensi vitamin B12
menyebabkan penimbunan metil tetrahidrofolat. Oleh karena itu, terdapat
defisiensi folat sebagai efek sekunder
dari defisiensi vitamin B12.
Defisiensi Folat Menuyebabkan Anemia Megaloblastik
Defisiensi asam folat itu sendiri atau defisiensi vitamin
B12, yang menyebabkan defisiensi fungsional asam folat, mempengaruhi sel yang
cepat membelah karena sel ini sangat membutuhkan timidin untuk membentuk DNA.
Secara klinis, defisiensi ini mempenggaruhi sumsum tulang, menyebabkan anemia
megaloblastik.
Suplemen Asam Folat
Suplemen folat 400µg/hari yang dimulai sebelum konsepsi
menyebabkan penurunan bermakna insiden spina bifida dan cacattuba neuralis
lainnya. Peningkatan homosistein darah adalah faktor penting untuk
aterosklerosis, trombosis dan hipertensi. Keadaan ini terjadi akibat gangguan
pembentukan metil tetrahidrofolat oleh metilen tetrahidrofolat reduktase
sehingga terjadi defisiensi funsional folat yang menyebabkan kegagalan
remetilasi homosistein menjadi metionin. Orang dengan varian
metilen-tetrahidrofolat reduktase abnormal tidak mengalami hiperhomosisteinemia
jika asupan folatnya relatif tinggi, tetapi belum diketahui apakah hal ini mempengaruhi insiden penyakit kardiovasular.
Penambahan Folat ke Dalam Makanan Menimbulkan Risiko Bagi
Sebagian Orang
Seplemen asam folat akan memperbaiki anemia megaloblastik
akibat defisiensi virtamin B12, namun mempercepat terjadinya kerusakan
saraf yang ditemukan pada defisiensi
vitamin B12. Terdapat juga antagonisme antara asam folat dan obat antikovulsan
yang digunakan dalam pengobatan epilepsi.
Defisiensi Biotin dalam Makanan Tertentu
Biotin tersebar luas di banyak makanan sebagai biositin ,
yang dibebaskan pada proteolisis. Senyawa ini disintesis oleh flora usus
melebihi kebuituhan. Defisiensi belum ditemukan, kecuali pada orang yang
mendapat nutrisi parenteral total selama berbulan-bulan, dan sejumlah kecil
orang yang memakan putih telur mentah dalam jumlah banyak. Putih telur
mengandung avidin, suatu protein yang mengikat biotin dan menyebabkan biotin
tidak diserap.
Biotin Adalah Koenzim dari Enzim Karboksilase
Biotin berfungsi memindahkan karbondioksida dalam jumlah
kecil reaksi karboksilasi (asetil KoA, piruvat, proprionil-KoA dan
metilkrotonil KoA karboksilase). Holokarboksilase sintetase mengatalisis
pemindahan biotin menjadi residu lisin dari apo-enzim untuk membentuk residu biositin
dari holoenzim. Zat antara reaktif adalah
1-N-karboksi-biotin, yang dibentuk dari bikarbonat dalam sebuah reaksi
dependen ATP. Kelomok karboksi kemudian diubah menjadi substrat untuk
karboksilasi.
Biotin juga memiliki peran dalam mengatur siklus sel, yang
bekerja dengan melakukan biotinilasi pada intiprotein utama.
Asam Pantotenat sebagai Bagian dari KoA dan ACP Berfungsi
sebagai Pembawa Radikal Asil
Asam pantotenat memilki peran utama dalam metabolisme
kelompok asil saat berbentuk sebagai gugus fungsional pantetein dari koenzim A
atau protein pembawa asil (ACP). Gugus pantetein dibentuk setelah penggabungan
pantotenat dan sistein, yang menyediakan gugus prostetik –SH dari KoA dan ACP.
KoA ikut serta dalam reaksi siklus asam sitrat, oksidasi asam lema, asetilasi
dan sintesisi kolesterol. ACP berperan serta dalam sintesis asam lemak. Vitamin
didistribusikan secara luas pada semua bahan makanan, dan defisiensi vitamin
pada manusia belum pernah dilaporkan secara jelas selain dalam penelitian yang
menjelaskan deplesi secara khusus.
Asam Askorbat
Vitamin C adalah suatu
vitamin bagi manusia dan primata lain, marmut, kelelawar, burung dari
orde passerine, sebagian besar ikan dan invertebrata; binatang lain mensintesis
vitamin C sebagai zat antara dalamm jalur asam uronat pada metabolisme glukosa.
Pada spesies yang menganggapnya sebagai suatu vitamin, terdapat penghalang pada
jalur karena ketiadaan adanya glukonolakton oksidase. Asam askorbat dan
dehidroaskorbat memiliki aktivitas sebagai vitamin.
Vitamin C adalah Koenzim untuk Dua Kelompok Hidroksilase
asam askorbat memiliki peranan khusus dalam hidroksilase yang mengandung
tembaga dan hidiroksilase yang mengandung besi terkait alfaketoglutarat. Asam
ini juga menigkatkan aktivitas beberapa enzim lain secara in vitro, walaupun
shal ini merupakan aktivitas pengurangan yang tidak spesifik. Selai itu, asam
ini memiliki beberpa efek nonenzim akibat aktivitasnya sebagai agen spereduksi
dan pemadam radikal oksigen.
Dopamin beta-hidroksilase merupakan enzim yang mengandung
tembaga yang terlibat dalamm sintesis katekolamin, norepinefrin dari tirosin
pada molekul adrenal dan sistem saraf pusat. Selama hidroksilasi, Cu+
dioksidasi menjadi CU2+; Proses reduksi kembali menjadi Cu+, khususnya
memerlukan askorbat yang dioksidasi
menjadi monodehidroaskorbat.
Sejumlah hormon peptida memiliki amida termianal karboksi
yang berasal dari terminal rtesidu glisin.
Glisin ini dihidroksilasi pada
alfa karbon oleh enzim mengandung tembaga, peptidilglisin hidroksilase yang
sekali lagi memerlukan askorbat untuk mereduksi Cu2+.
Sejumlah hideoksilase yang mengandung besi dan memerlukan askorbat memiliki mekanisme
reaksi yang umum, yaitu hidroksilasi
substrat dihubungkan dengan dekarboksilasi alfa ketoglutarat. Banyak dari
enzim-enzim inio terlibat dari
modifikasi prekursor protein. Prolin dan lisin hidroksilase dibutuhkan
untuk modifikasi pascasintesis dari prokolagen menjadi kolagen, dan prolin
hidroksilase juga dibutuhkan untuk
modifikasi pascasintesis dari prokolagen menjadi kolagen, dan prolin
hidroksilase juga dibutuhkan untuk pembentukan osteokalsin dan komponen C1q
dari komplemen. Aspartat beta-hidroksilase dibutuhakan untuk modifikasi
pascasintesis prekursor protein C,
protease dependen vitamin K yang menghidrolisis faktor V pada jalur pembekuan
darah. Trimetilisin dan gama butirobetain hidroksilase dibutuhkan untuk
pembentukan sintesis karnitin.
Defisiensi Vitamin C Menyebabkan Skorbut
Tanda-tanda defisiensi vitamin C adalah perubahan kulit,
kerapuhan kapiler darah, perlunakan gusi, gigi tanggal, dan fraktur tulang.
Banyak gejala tersebut dapat disebabkan oleh berkurangnya sintesis kolagen.
Asupan Vitamin C yang Lebih Tinggi Mungkin Bermanfaat
Pada asupan di atas
100mg/ hari, kapasitas tubuh untuk memetabolisme vitaminC mengalami kejenuhan,
dan asupan yang lebih tinggi akan diekskresi dalam urin. Walaupun demikian,
tambahan aturan lain menyatakan bahwa vitamin C meningkatkan absorbsi besi, dan
hal ini bergantung pada adanya vitamin dalam usus. Oleh karena itu, peningkatan
asupan vitamin C mungkin memberikan manfaat. Terdapat sedikit bukti baik yang
menyatakan bahwa vitamin C dosis tinggi dapat mencegah common cold meskipun
vitamin dapat mengurangi durasi dan beratnya gejala.
Mineral Dibutuhkan Untuk
Fungsi Biokimia dan Fisiologis
Benyak mineral esensial yang didistribusikan secara luas
dalam makanan, dan kebanyakan orang mengonsumsi makanan yang telah dicampur
mungkin untuk mendapatkan asupan yang memadai. Jumlah yang dibutuhkan perhari
bervariasi, mulai dari beberapa gram untuk natrium, kalsium, beberapa miligram
perhari (untuk besi, seng dll), sampai
beberapa mikrogram perhari untuk beberapa trace elements. Secara umum,
defisiensi mineral terjadi jika makanan yang dikonsumsi berasal dari tanah yang
mungkin kurang memiliki beberapa mineral, jika makanan berasal dari beberapa
daerah, defisiensi mungkin jarang terjadi. Meskipun demikian, defisiensi besi merupakan masalah
umum karena jika besi yang hilang dari tubuh yang relatif tinggi, akan sulit
mencapai asupan yang memadai untuk menggantikan besi yang hilang. Makanan yang
tumbuh pada tanah dengan selenium yang tinggi menyebabkan keracinan, dan asupan
natrium yang berlebihan menyebabkan hipertensi pada orang yang rentan.