Suatu ketika, saya pulang dari SMA bersama teman semasa SMP
sya yang beda sekolah. Kami dicegat oleh sekelompok anak muda yang tidak kami
kenal bagaimana asal usulnya dan tanpa sebab jelas hampir menghajar kami.
Untung kami mendapat lindugan dari Yang Maha Kuasa, kalau tidak apakah saya
masih bisa menulis blog ini.
Terlepas dari itu, kita lihat koran akhir-akhir ini. Di
harian Kompas 24 Februari 2012, disana
dimuat tentang aksi premanisme di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, rumah sakit
milik TNI AD. Tercatat terdapat dua korban tewas akibat kejadian itu akibat
dikeroyok 50 preman. Beraninya main keroyokan ya? Padahal jika pemuda sebanyak
50 orang itu dapat membuka lapangan kerja bareng-bareng ya!
Memang saat situasi ekonomi dan perpolitikan yang campur
aduk ini, premanisme memang telah menjalar ke mana-mana. Premanisme memang
telah menjalar kemana-mana, liat aja di pojokan kampung kita, apakah terlihat
anak muda pengangguran dan tak tahu harus melangkah kemana. Keberadaan
premanisme memang sudah sangat lama ada, bahkan sejak nenek moyang kita yang
seorang pelaut pun mungkin sudah ada.
Virus premanisme mena=mang sudah berkembang di berbeagai
lapisan masyarakat , dari bawah hingga kelas elite. Kedok yang dipakai pun
bermacam-macam dari tanpa organisasi yang jelas hingga organisasi
masyarakat. Anarkisme dan premanisme
sudah jadi budaya, tidak ada kejelasan hukum untuk mengahpus mereka. Kalau yang
mencuri sandal jepit aja dihukum, kok yang aksi brutal terkadang tidak ada
dasar hukumnya. Korban nyawa,luka-luka dan harta benda yang diakibatkan sangat
besar. Masyarakat diselimuti rasa takut akanpremanisme saat ini.
Hukum yang tidak berjalan dengan baik telah menjadi kompos
dan pupuk kandang bagi tumbuhnya premanisme. Begitu subur, seperti jamur
yangmbuh dimusim hujan begitulah kira-kira. Apalagi jika ditambah tingginya
angka kemiskinan dan pengangguran,
melebihi kamur yang tumbuh dimusim hujan malah. Memang terkadang hukum sudah
tidak lagi dapat mengayomi masyarakat, duhai para elite yang lagi sibuk ngurus
parpolnya masing-masing dengarkan suara rakyatmu.
Terlepas dari itu, kita patut bangga karena anak-anak SMK
yang sudah bisa membuat mobil sendiri dan mungkin saat ini sedag menjalani uji
emisi kendaraan. Terlepas dari lulus uji emisi atau tidak setidakna pemuda
Indonesia telha membuat terobosan dalam dunia otomotif nasional. Hal ini akan
menambah kepercayaan diri par a pemuda, bahwa urusan pemuda bukan hanya untuk
membuat kisruh dimasyarakat mengenai premanisme dan aksi brutal. Menjadi pemuda
yang bisa dibanggakan oleh Presiden Soekarno, “Beri aku sepuluh pemuda yang
membara cintanya pada tanah air, maka aku akan mengguncang dunia”. Begitulah
kira-kira, kata-kata indah yang seharusnya mengangkat semangat pemuda saat ini.
Maju terus kepolisian dan pemuda Indonesia, kupas tuntas
kejahatan.