|
DEFINISI
|
Berilliosis adalah
suatu peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup debu atau asap yang mengandung
berilium.
Dulu berillium biasa digali dan disuling untuk digunakan dalam industri elektronik dan kimia dan dalam pembuatan bola lampu pijar. Sekarang berillium terutama digunakan untuk industri pesawat ruang angkasa. Selain pekerja industri tersebut, orang-orang yang tinggal di sekitar tempat penyulingan juga bisa terkena beriliosis. |
PENYEBAB
|
Pemaparan
berilium terutama terjadi melalui penghirupan asap atau debu berilium dan
kontak langsung melalui kulit yang terluka.
Menghirup
berilium (Be) bisa menyebabkan 2 gejala paru-paru, yaitu pneumonitis
kimia akut dan penyakit paru granulomatosa yang disebut penyakit
berilium kronis atau beriliosis.
Pada
penyakit berilium akut, logam ini bertindak sebagai iritan kimia langsung,
yang menyebabkan suatu reaksi peradangan non-spesifik. Dengan semakin
meningkatnya higienis dalam bidang industri, pada saat ini penyakit berilium
akut sudah menghilang.
Beriliosis masih ditemukan di industri pengolahan berilium, dimana para pekerjanya terpapar oleh asap atau debu berilium.
Beriliosis
berbeda dari penyakit akibat pekerjaan lainnya dimana masalah paru-paru hanya
timbul pada orang yang sensitif terhadap berillium, yaitu sekitar 2% dari
mereka yang kontak dengan berillium.
Penyakit ini dapat muncul bahkan pada mereka yang terpapar berillium dalam waktu yang singkat dan gejalanya baru timbul setelah 10-20 tahun. |
GEJALA
|
Penderita
pneumonitis kimia akut, akan mengalami batuk, gangguan pernafasan dan
penurunan berat badan secara tiba-tiba. Bentuk yang akut juga dapat mengenai
kulit dan mata.
Pada
beriliosis terbentuk jaringan abnormal pada paru-paru yang disertai dengan
pembesaran kelenjar getah bening.
Pada keadaan ini,
gejala-gejala seperti batuk, ganggauan pernafasan dan penurunan berat badan
terjadi secara bertahap.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - nyeri dada - nyeri sendi - lelah. |
DIAGNOSA
|
Untuk menegakkan diagnosis beriliosis, harus memenuhi 3
kriteria berikut:
adanya riwayat pemaparan berilium
hasil positif dari pemeriksaan BeLPT
(beryllium lymphocyte proliferation test) terhadap darah atau BAL
(bronchoalveolar lavage)
adanya granuloma non-kaseosa pada biopsi
paru.
Jika hasil BeLPT positif tetapi hasil biopsinya negatif, maka tidak dikatakan menderita beriliosis, hanya dikatakan telah tersensitisasi oleh berilium. |
PENGOBATAN
|
Indikasi
dilakukannya pengobatan didasarkan kepada:
adanya gejala
hasil tes fungsi paru yang
abnormal
penurunan fungsi paru.
Jika kriteria
tersebut tidak terpenuhi, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.
Pengobatan terpilih adalah corticosteroid. Belum ada kesepakatan mengenai dosis maupun lamanya pemberian corticosteroid.
Pada awalnya
diberikan prednisone per-oral (melalui mulut) dengan dosis 20-40
mg/hari selama 4-6 minggu, selanjutnya dosisnya diturunkan sesuai dengan
respon klinis yang terjadi.
Kepada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian corticosteroid atau penderita yang mengalami efek samping yang serius akibat pemberian corticosteroid, diberikan methotrexat. Pada stadium lanjut, dianjurkan untuk menjalani pencangkokan paru-paru. |