English: Modified version of File:CDC-11214-swine-flu.jpg for landscape aspect. (Photo credit: Wikipedia) |
|
DEFINISI
|
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit
yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung,
ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam >38°C,
batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak
dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama jika
unggas tersebut menderita sakit atau mati.
|
PENYEBAB
|
Seseorang dinyatakan mengidap flu burung
setelah pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza
A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan
virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan PCR
positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar
> 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.
|
GEJALA
|
Gejala flu burung pada
dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999
menunjukkan adanya variasi gejala berupa:
Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga
menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan
keluhan pusing.
Namun, data dari
Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit
tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh
pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.
|
DIAGNOSA
|
FAKTOR
RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan
dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang
bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan
lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk
keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan
sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung
keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen
dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.
PENULARAN
Penularan dari unggas ke manusia terjadi
lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan
langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga
termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para
peternak.
Unggas yang sudah dimasak tidak akan
menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan
80° lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu
menggoreng ayam dengan suhu di atas 80° dan lebih dari satu menit. Jadi pasti
aman.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada dasarnya
dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi
bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai
keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati,
fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri.
Pada pemeriksaan ini,
antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai
normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai
normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang
ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini.
Upaya menemukan virus
flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons
antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung
juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula
dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah
sudah ada mutasi dari virus tersebut.
Kedua pasien di
Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme liknk immuno
sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza
A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung
tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2).
Pada kasus yang
terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan
dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap
tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung
tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar
yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).
|
PENGOBATAN
|
Obat yang diberikan
dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien
dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator
untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula
diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivir.
Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat
ventilator untuk membantu pernapasannya.
Semua penderita yang
telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling sedikit 1
minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari
(masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama
masa perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis
untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus respiratory
distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita
dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU).
|
PENCEGAHAN
|
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti:
Khusus untuk pekerja
peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang dapat
dilakukan:
|